Rabu 22 May 2019 12:18 WIB

JKN-KIS Hadir untuk Lindungi Kesejahteraan

'Saya tahu, tabungan saya akan ludes kalau tanpa JKN-KIS'.

  JKN-KIS Hadir untuk Lindungi Kesejahteraan
JKN-KIS Hadir untuk Lindungi Kesejahteraan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kesehatan menjadi salah satu hak dasar hidup, sama pentingnya dengan hak atas sandang pangan papan. Oleh karenanya, kesehatan merupakan tolak ukur derajat kemanusiaan. Disamping setiap orang memiliki hak akan tubuh yang sehat, pemerintah juga berkewajiban memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan. Sebagai wujud kepedulian Negara terhadap rakyatnya, BPJS Kesehatan hadir sebagai amanat Undang-Undang untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan per 1 Januari 2014.

Selama lima tahun berlalu, terdapat jutaan warga Indonesia yang terbantu oleh Program JKN-KIS. Mulai dari sakit ringan, sampai sakit parah dan sulit disembuhkan, kaya dan miskin, bahkan Warga Negara Asing (WNA). Walau masih ditengah gonjang-ganjing perbaikan, BPJS Kesehatan tak pernah berhenti memberikan kepastian penjaminan.

Setia Diningrum (38), adalah salah satu dari jutaan warga yang pernah memanfaatkan JKN-KIS. Persis dengan pengalaman sebagian orang, Setia tidak pernah membayangkan ada masalah dengan kesehatannya. Sampai dengan pertengahan 2018, Setia divonis mengidap Miom.

Mulanya, Setia merasa belum siap menjalani pengobatan dikarenakan beberapa kendala, salah satunya masalah biaya. Namun karena sakit yang semakin hari dibiarkan, Miom tersebut berpengaruh pada semua aktivitas yang dilakukan Setia. ''Selama ini saya tidak pernah di rawat di rumah sakit, namun tidak ada yang dapat memprediksi sakit kapan datangnya. Awalnya berpikir kalau berobat itu susah, apalagi tentang biaya. Namun jika terus dibiarkan, tentunya menghambat saya menjalankan pekerjaan,'' ungkap Setia.

Beruntung, Setia sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS melalui saudaranya pada Juni 2017, sehingga membuat Setia yakin untuk menyembuhkan sakitnya. Setelah menjalani proses pemeriksaan, Setia tidak menyangka bahwa rahimnya harus diangkat. ''Kondisi sudah sampai lemah karena kehilangan banyak hemoglobin. Hb kondisi normal itu 12, tetapi saya hanya 4. Belum lagi saat dokter mengatakan bahwa Miom saya sudah besar, lebih kurang 15 cm dan berat hampir 3 kg. Sehingga tidak ada pilihan lain selain harus dioperasi, rahim saya diangkat,'' tutur Setia.

Setia menjalani operasi di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung. Pada mulanya ia takut akan ada biaya, namun apa yang dialami Setia lebih dari ekspektasinya. Selain pelayanan bagus yang ia terima, Setia tidak menyangka kalau semua administrasi diselesaikan dengan 0 rupiah. ''Pengalaman menggunakan JKN-KIS ini akan terus saya bagikan. Saya tahu, tabungan saya akan ludes kalau tanpa JKN-KIS. Biaya operasi tidak dapat diprediksi, apalagi sakit yang lumayan seperti saya. Dengan JKN-KIS, seseorang akan merasa hidupnya terlindungi. JKN-KIS benar-benar hadir untuk kesejahteraan dan kemanusiaan,'' tuturnya dengan penuh keyakinan. ril

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement