REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur memperketat pengamanan terhadap di wilayahnya, pascapenetapan rekapitulasi hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 oleh KPU RI. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pihaknya memperketat pengamanan bersama TNI tak hanya di jalanan tapi juga di obyek-obyek vital.
"Kami bergerak bukan hanya di jalan, tapi juga obyek vital yang ada seperti PLN, Pertamina dan obyek vital lain. Itu kami lakukan pengamanan bekerja sama dengan TNI karena ini vital sekali," ujar Barung di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (21/5).
Barung mengatakan, pengamanan akan terus dilakukan hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2019. Barung menegaskan, meski proses rekapitulasi di Jatim telah usai, kantor KPU Jatim juga akan terus dilakukan pengamanan, guna mendukung keamanan dan ketertiban masyarakat.
Tidak hanya itu, lanjut Barung, jajaran Polda Jatim juga akan terus melakukan sweeping guna mencegah gerombolan massa mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta. Diungkapkannya, sejak 18 Mei, pihaknya telah melakukan penghadangan serta "sweeping" untuk mencegah massa berangkat ke Jakarta.
"Ini konsolidasi untuk kepastian keamanan saat pengumuman pemilu oleh KPU. Pascapengumuman kami tetap lakukan pengamanan sampai pelantikan presiden pada bulan Oktober," ujar Barung.
Untuk antisipasi pemberangkatan massa secara personal, Barung mengakui pihaknya agak kesulitan mendeteksi keberangkatan mereka. Meski begitu, pihak kepolisian mencari data ke Perusahaan Otobus (PO) untuk mencegah keberangkatan ke Jakarta.
"Untuk mendeteksi yang personal cara bertindak kami berbeda. Kami mencari ke PO-PO langsung, siapa yang mendaftar ke Jakarta, itu yang dilakukan pendektan agar tak ke Jakarta," kata dia.