REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (21/5) satu kali meluncurkan guguran lava sejauh 700 meter. Guguran lava ini mengarah ke hulu Kali Gendol. Demikian penjelasan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resminya di Yogyakarta mengatakan guguran lava itu terpantau melalui CCTV selama pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB. Selain meluncurkan guguran lava, gunung api itu mengalami lima gempa guguran dengan amplitudo lima mm selama 3 sampai 25 detik. Dan tiga kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4 sampai 9 mm selama 15.4 hingga 18.8 detik.
Selama masa pengamatan, asap kawah tidak teramati. Angin di gunung bertiup lemah ke arah barat. Sementara suhu udara di gunung itu 13,8 hingga 18,5 derajat Celsius. Kelembapan udaranya 59 hingga 76 persen dan tekanan udaranya 629,4 hingga 709,8 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. BPPTKG juga meminta warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan karena jarak luncur awan panas guguran Merapi makin jauh.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Warga diibau tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.