Senin 20 May 2019 14:54 WIB

Badan Geologi Imbau Pemudik Waspadai Jalur Longsor di Jabar

Badan Geologi telah menyebarkan peta daerah rawan longsor ke semua pemkot/pemkab

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
Longsor (Ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Longsor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Geologi telah menyebarkan peta daerah rawan longsor ke semua Pemerintah Kota/Kabupaten agar saat curah hujan tinggi semua waspada terhadap kemungkinan terjadinya longsor. Begitu juga, dengan pemudik yang melewati jalur longsor tersebut.

"Imbauan untuk pemudik, kalau lewat jalan rawan longsor pas hujan lebat ditahan dulu jangan masuk ke area itu. Kan biasanya di sepanjang jalan yang rawan longsor selalu ada tulisannya," ujar Kasubbid Pergerakan Tanah Wilayah Bagian Barat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sumaryono kepada wartawan, Senin (20/5).

Baca Juga

Sumaryono menjelaskan saat hujan besar pemudik yang melewati jalur longsor sebaiknya menunda sebentar perjalanannya. Setelah intensitas hujannya normal, baru kembali melewati jalan tersebut.

Terkait jalur di Jawa Barat (Jabar) yang rawan longsor, menurut Sumaryono, dalam peta yang disebarkan oleh Badan Geologi sudah cukup jelas daerah mana saja yang rawan longsor. Di Jabar, jalur yang rawan tersebut misalnya puncak.

"Biasanya di Puncak terjadi longsor. Cuma mudah-mudahan curah hujannya tidak terlalu tinggi di bulan Juni ini. Kan kalau tinggi jadi masalah tersendiri," kata Sumaryono. Ia menambahkan saat ini kelihatannya trennya turun artinya curah hujan berkurang.

Namun, kata dia, untuk jalur puncak saat ini sudah ada penguatan lereng. Penguatan lereng memang harus dilakukan agar jalan tak mudah longsor. Kendati demikian di jalur puncak masih banyak yang belum dilakukan penguatan misalnya di daerah Ciloto.

"Sekarang di daerah itu cuma sudah dibagi dua jalannya. Ini sering terjadi pergerakan longsor," katanya. Jalur lain di Jabar yang rawan longsor menurut Sumaryono adalah Limbang, Subang, Malangbong, Ciwidey, dan lainnya.

"Kemarin kan sudah penguatan lereng sebelah kiri jalan mudah-mudahan aman. Tapi tetap jalur itu harus di Waspadai," katanya. Sedangkan untuk daerah Cisewu saat ini masih aman. Tetapi jalan ke arah Cidaun juga masih sering terjadi longsor apalagi jika tak ada penguatan.

"Sebenarnya kalau getaran tidak terpengaruh longsor. Tapi kalau beban besar, maka mirip seperti gempa. Untuk peta pergerakan tanah, lengkapnya di web kami ada bisa diakses semua," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement