Ahad 19 May 2019 07:18 WIB

Semua Pihak Diminta Bijak Tanggapi Hasil Pemilu 2019

Elite diminta tak memprovokasi massa untuk tidak mengikuti aturan hukum.

Pemilu (ilustrasi).
Pemilu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purworejo Agung Haribowo mengimbau semua pihak untuk memiliki sikap bijaksana. Terutama, untuk menaati aturan demi tetap terjaganya persatuan dan kesatuan Indonesia.

"Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kita baru saja sukses menyelenggarakan pemilu terumit di dunia yang menggabungkan Pemilu Presiden, DPD, DPR, DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II. Hal ini perlu diapresiasi semua pihak dan seyogyanya semua kontestan menekankan prinsip siap menang dan siap kalah, menerima hasil KPU, bukan malah menimbulkan isu-isu yang meresahkan masyarakat," kata Agung, Sabtu (19/5).

Baca Juga

Menurut dia, penolakan terhadap hasil pemilu merupakan hal yang melanggar aturan dan hukum yang berlaku. Agung yang pernah menjabat anggota KPUD Purworejo dua periode ini pun meminta Polri untuk menindak tegas kepada para pelaku penyebar informasi hoaks soal pemilu dan elit politik yang sering menimbulkan kontroversi dan polemik sehingga kerap memprovokasi masyarakat bawah.

Agung pun meminta pihak-pihak yang berkepentingan agar tidak memprovokasi masyarakat dengan wacana people power yang bukan merupakan bagian dari mekanisme protes terhadap hasil Pemilu."Tidak perlu ada pengerahan massa yang justru akan menimbulkan hal yang lebih parah lagi," katanya.

Menurutnya, aksi pengerahan massa adalah gerakan untuk kepentingan sesaat dan kepentingan kelompok atau perorangan yang tidak bertanggungjawab terhadap masyarakat. Ia pun meminta masyarakat tidak cemas terkait isu people power dan mempercayakan kepada pemerintah khususnya TNI Polri untuk menangani permasalahan tersebut."Masyarakat tidak usah cemas, saya yakin TNI Polri solid dan siap mengamankan seluruh rangkaian kegiatan Pemilu serta menjaga stabilitas keamanan,"katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement