Sabtu 18 May 2019 16:18 WIB

Moeldoko Harap Ada Rekonsiliasi Sebelum 22 Mei

Moeldoko menyatakan TKN terus mengupayakan ada pertemuan di level elite.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Bersama Majukan Bangsa. Kepala Staff Presiden Moeldoko menghadiri malam penganugerahan Tokoh Perubahan 2018 di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Bersama Majukan Bangsa. Kepala Staff Presiden Moeldoko menghadiri malam penganugerahan Tokoh Perubahan 2018 di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Moeldoko mengatakan perlunya komunikasi antar elite politik. Dia mengatakan, hal itu dilakukan guna meredam situasi dan tensi politik yang terjadi saat ini.

"Ya itu sungguh kami harapkan sebelum 22 Mei sudah terjadi," kata Moeldoko di Jakarta, Sabtu (18/5).

Baca Juga

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) itu mengatakan, dalam level politik TKN telah sudah mencoba membangun sebuah komunikasi agar ada pertemuan level elite. Dia mengatakan, Jokowi terbuka dan ingin terjadi komunikasi sehat sehingga menetralisir situasi yang seolah kacau balau.

Moeldoko melanjutkan, TKN terus mengupayakan adanya pertemuan level elite tersebut. Dia berharap, jika ada pertemuan antara dua pemimpin itu akan mencairkan situasi yang saat ini terjadi.

Terkait rekonsiliasi, TKN sebelumnya telah mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan guna menemui Prabowo Subianto. Namun, Badan Pemenangan Nasional (BPN) menilai rekonsiliasi tidak dibutuhkan mengingat yang terjadi saat ini bukan konflik namun perdebatan politik terkait perbedaan hasil.

BPN selanjutnya mengatakan jika rekonsiliasi kedua kubu mungkin bisa terjadi usai hasil Pemilu 2019 diumumkan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) diketahui akan menetapkan rekapituliasi hasil pemungutan suara pada 22 Mei nanti.

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD menekankan pentingnya rekonsiliasi guna mengikat kembali persatuan antarwarganegara. Dia mengatakan, rekonsiliasi dilkaukan juga untuk menjaga kerukunan bangsa.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini berpendapat, seluruh masyarakat harus bersatu Sesudah Pemilu karena saling tuding tidak ada gunanya. Dia mengatakan, pada akhirnya semua warga negara akan kembali bergotong royong untuk membangun negara usai pemilu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement