REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil berharap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ke depannya bisa dikoneksikan dan dilanjutkan ke Bandara Kertajati. Ridwan berharap Bandara Kertajati suatu hari sangat padat, karena terkoneksi dengan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Dari Tegalluar (stasiun akhir kereta cepat) ke Kertajati kurang lebih hanya 60 km. Jadi, kalau kita sambung area jalan tolnya sudah ada, tidak usah membebaskan lahan, tinggal melipir," kata Ridwan Kamil di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jabar pada Selasa (14/5).
Ia mengatakan, teknologinya sudah ada di Indonesia dan jaraknya dekat. Dengan rumus model bisnis plan yang sama, menilai kereta cepat itu bisa dilanjutkan ke Bandara Kertajati. Ridwan berharap ini akan menjadi sebuah model untuk menyambungkan pusat-pusat strategis lainnya.
Sebelumnya Ridwan ingin adanya kereta api ringan atau light rail transit (LRT) sebagai transportasi penghubung antara stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar dengan Kota Bandung.
Rel LRT sepanjang 2,7 Km akan tersambung ke rel yang sudah ada atau existing rail di Stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung yakni Tegalluar. Menurut dia, LRT tersebut akan memudahkan wisatawan dan tamu yang menggunakan kereta cepat untuk bisa langsung mengunjungi Kota Bandung.
Gubernur Jabar itu berharap pembangunan LRT tersebut bisa rampung bersamaan dengan tuntasnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung l. Selain itu, proyek LRT ini juga bisa rampung bersamaan dengan selesainya pembangunan Masjid Raya Jawa Barat.
Ridwan menambahkan nantinya akan ada stasiun transit di persis di dekat Masjid Raya Jawa Barat, mengingat masjid ini akan menjadi pusat wisata Kota Bandung. Gubernur menyatakan tidak akan sungkan untuk turun langsung mendesain proyek stasiun tersebut, bersama dengan PT KAI.