REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon mempertanyakan peran Kivlan Zen dalam struktur BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi. Ia menyangkal jika Partai Demokrat dianggap tidak berperan dalam koalisi BPN.
"Terkait pemenangan Prabowo, saya yang ada di gugus paling depan yang dikirimkan oleh Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Kalau Pak SBY tidak ingin Prabowo jadi presiden, tidak mungkin rekomendasi Partai Demokrat ditandatangani. Bahkan SBY sendiri yang berikan ke Prabowo," ujar Jansen, Jumat (10/5).
Kemudian ia menambahkan, dirinya berjuang bersama BPN selama tujuh bulan ini. Menurut Jansen, Kivlanlah yang patut dipertanyakan perannya dalam pemenangan Prabowo-Sandi.
"Tiba-tiba dia (Kivlan Zen--Red) muncul di belakang sok paling jadi pahlawan dan paling jago," ucap Jansen.
Meski demikian, politisi Partai Demokrat itu mengakui, dirinya memang memberikan kritik soal "setan gundul". Menurut dia, "setan gundul" telah memberikan data keliru soal 62 persen suara Prabowo-Sandi.
"Jangankan Pak Prabowo, Pak Jokowi saja kami katakan tidak akan mungkin menang diatas 60 persen di tengah pilpres yang ketat seperti ini," ujar Jansen.
Pernyataan Jansen itu diberikan untuk menanggapi ucapan Kivlan Zen. Sebelumnya, Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen menyatakan, SBY adalah jenderal licik. Selain itu, Kivlan juga mengaku pernah mendidik SBY saat masih bertugas di militer.
Di sisi lain, politisi Partai Demokrat itu menyangkal bahwa SBY pernah dididik oleh Kivlan Zen. Ia menjelaskan, SBY adalah lulusan terbaik Akademi Militer yang menyabet gelar Adhi Makayasa. "Sedang Kivlan Zen ini kita tidak tahu lulus peringkat berapa," ucapnya.