REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta masih punya satu transportasi umum teranyar tetapi belum beroperasi secara resmi mengangkut warga Ibu Kota. Angkutan umum tersebut ialah Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta, sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan fase I yang melayani rute Kelapa Gading-Velodrome.
Menurut Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati, pihaknya optimistis akan menarik minat masyarakat menggunak LRT. Ia mengatakan, hal itu terlihat dari antusiasme warga saat mencoba integrasi transportasi LRT dengan Transjakarta melalui armada bus kecilnya seperti angkutan perkotaan (angkot).
"Jadi seberapa optimis ya kami sangat optimis karena bukan hanya, karena kami juga bekerja sama dengan Transjakarta untuk pengintegrasian rute," ujar Melisa saat dihubungi Republika, Kamis (9/5).
Ia menjelaskan, PT LRT Jakarta telah menyusun rencana pola operasi yang disampaikan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Satu hari beroperasi, LRT mampu mengangkut 14.225 penumpang.
Melisa menyebut, satu rangkaian kereta LRT dapat mengangkut penumpang sebanyak 270 orang sehingaa rata-ratanya 248 sampai 282 orang per hari. Dengan headway atau selisih perjalanan sekitar 5-15 menit, yang kini terus dibenahi untuk mendapatkan waktu yang sesuai.
"Satu trainset kita itu 270 penumpang lalu keretanya selang waktunya ada antara 5-15 menit, sehingga perjalanan setiap waktunya itu tadi antara 248 sampai dengan 282 itu bisa sampai 14.225 penumpang," tutur dia.
Sementara, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus mengembangkan upaya integrasi dengan LRT Jakarta dalam memberikan layanan rute baru. Direktur Utama Agung Wicaksono mengatakan, akan mendiskusikannya dengan PT LRT Jakarta dan Dinas Perhubungan (Dishub).
"Nanti kita diskusikan dengan LRT dan Dishub karena SK (Surat Keputusan) trayek dari Dishub kewenangannya," kata Agung kepada Republika.