Rabu 08 May 2019 17:43 WIB

Wali Kota: Penimbunan Sembako tak Ditemukan di Depok

Idris mengakui sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga cukup tinggi.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Wali Kota Depok Mohammad Idris
Foto: dok.Istimewa
Wali Kota Depok Mohammad Idris

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok Mohammad Idris menegaskan, ia tidak menemukan penimbunan sembilan barang kebutuhan pokok (sembako) di wilayahnya. Pernyataan itu dilontarkannya usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar tradisional di Kota Depok.

Sidak dilakukan bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah  (Forkopinda) Kota Depok. Tujuannya untuk mengawasi ketahanan pangan dan memantau harga sembako.

"Stok komoditas sembako masih mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadhan," kata Idris di Balai Kota Depok, Rabu (8/5). "Dalam pantauan, ketersediaan sembako di Kota Depok cukup. Sejauh ini tidak ada penimbunan dan konsumsi yang berlebihan."

Menurut Idris, harga sembako seperti beras, daging sapi, daging ayam, dan telur masih stabil, tidak ada kanaikan yang menonjol. "Untuk beras kualitas premium harganya masih stabil yakni Rp 11.500, telur ayam broiler Rp 25.000/kg. Kemudian untuk harga daging sapi murni dan ayam broiler juga tidak mengalami kenaikan, yaitu Rp 120 ribu/kg dan Rp 38 ribu/kg," jelasnya.

Namun, Idris mengakui ada beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi, yakni bawang merah dari Rp 30 ribu/kg menjadi Rp 48 ribu/kg. Untuk bawang putih mengalami kenaikan dari Rp 35 ribu/kg meningkat menjadi Rp 60 ribu/kg. "Tetapi, kenaikan harga tersebut masih berada di bawah harga eceran tertinggi di Jawa Barat, harga tertinggi untuk bawang putih Rp 80 ribu/kg dan bawang merah Rp 48 ribu-Rp 50 ribu/kg," terang dia.

Idris mengutarkan, pihaknya akan terus mengintensifkan pemantauan pergerakan harga bahan kebutuhan pokok, terutama beras, bawang merah, cabe, telur ayam, daging ayam, daging sapi, dan minyak goreng. Pemkot Depok akan memastikan ketersediaan stok dan pasokan bahan kebutuhan pokok yang ada di gudang, pasar tradisional, maupun pasar ritel modern.

"Kami juga akan terus memantau para pedagang agar tidak menaikan harga secara berlebihan dan tidak melakukan penimbunan barang, khususnya barang kebutuhan pokok serta mengajak masyarakat tidak berperilaku konsumtif karena akan dapat berdampak terjadinya kenaikan harga," jelas Idris.

Selain itu, untuk mencegah kelangkaan gas elpiji tiga kilogram, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Depok melakukan penambahan fakultatif gas elpiji bersubsidi itu sebesar 20 persen dari jumlah kebutuhan per bulan. Dengan penambahan gas elpiji tiga kilogram menjadi 285 ribu tabung, dipastikan stok elpiji bersubsidi cukup hingga akhir Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.

"Sejak April 2019, alokasi gas elpiji tiga kilogram sudah mulai ada tambahan fakultatif sebesar 20 persen, dari alokasi normal 1.425 ribu tabung di setiap bulannya. Termasuk juga di Ramadhan tahun ini," kata Penasihat Hiswana Migas M Athar Susanto.

Athar menambahkan, selain menambah jumlah pasokan elpiji, pihaknya juga menyiapkan agen siaga dan pangkalan siaga elpiji selama Ramadhan dan Idul Fitri dengan jumlah agen siaga sebanyak 15 agen dan 125 pangkalan siaga yang tersebar di 63 kelurahan. "Nanti untuk agen siaga diadakan di setiap kecamatan, sementara pangkalan siaga akan disiapkan sebanyak dua pangkalan untuk setiap keluarahan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement