Rabu 08 May 2019 14:51 WIB

Warga Minta JPO Jembatan Gantung Cepat Selesai

JPO Jembatan Gantung akan memiliki panjang bentang 37 meter

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Pembongkaran JPO Jembatan Gantung oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, Ahad (28/10).
Foto: Dok TMC Polda Metro Jaya
Pembongkaran JPO Jembatan Gantung oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, Ahad (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal September 2018 lalu, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat tertabrak truk yang melintas di bawahnya. JPO yang juga terhubung dengan Halte Transjakarta Jembatan Gantung itu bahkan nyaris roboh.

Menurut salah satu warga Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Agus (45), jembatan itu tertabrak truk karena jalan yang ditinggikan sehingga jarak dengan jembatan semakin rendah. Bagian JPO yang ada di jalan arah ke Kalideres itu akhirnya tak berfungsi.

Kemudian, tak lama dari kejadian itu, kedua bagian jembatan sama sekali tak bisa digunakan. Agus menyebut, hampir satu tahun warga menyeberang melalui badan jalan di tengah lalu lintas yang ramai.

"Lewat bawah selama ini. Tapi waktu itu kan, yang ketabrak pertama yang sebelah ini dulu ke arah Kalideres, habis itu yang ke sini juga (Grogol), sehingga habis itu baru enggak bisa digunakan lagi, dilepas," ujar Agus saat ditemui Republika di lokasi, Rabu (8/5).

Agus mengatakan, dirinya kerap menggunakan JPO untuk mengakses Halte Transjakarta Jembatan Gantung. Padahal, kondisi lalu lintas di sana terkadang padat merayap dan di waktu lain lengang membuat kendaraan melaju lebih cepat.

"Yang jelas bisa dibangun lagi secepatnya karena kan itu yang nyebrang akan lebih nyaman. Daripada kayak gitu. Kadang pas malam enggak ada petugas kan mobil juga kan cepet, kencang, sedangkan ini busway (Transjakarta) 24 jam, pagi pun kita tetap jalan," ungkap dia.

Sementara, pengerjaan pembangunan JPO Jembatan Gantung Daan Mogot itu dalam tahap soil test atau pengujian tanah. Menurut salah seorang pekerja yang ditemui Republika di lokasi, Wardi, soil test itu sudah dilakukan dari tiga hari yang lalu.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui Dinas Bina Marga mulai membangun JPO Jembatan Gantung Daan Mogot awal Mei 2019 ini bersamaan dengan JPO Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menurut Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho, kedua JPO itu akan selesai pada Oktober 2019 nanti.

"Iya sudah mulai dikerjakan dua-duanya, target penyelesaian Oktober 2019," ujar Hari kepada Republika, Rabu (8/5).

Ia menjelaskan, JPO Jembatan Gantung akan memiliki panjang bentang 37 meter dengan perkiraan biaya Rp 9,25 miliar. Sementara, JPO Pasar Minggu dibangun dengan panjang bentang 50 meter serta perkiraan biaya Rp 8,25 miliar.

Hari menjelaskan, kedua JPO dibangun dari awal dengan desain yang mempunyai ciri khasnya sendiri. JPO Jembatan Gantung akan menampilkan bentuk artistik, futuristik, dan milenial bertema air gelombang.

Tema itu diambil karena lokasi JPO yang berada di antara dua sungai yang membentang yakni Kanal Banjir Barat dan Cengkareng Drain. Sedangkan, JPO Pasar Minggu akan menonjolkan budaya lokal Betawi.

Hari menambahkan, JPO juga akan dilengkapi fasilitas yang memberikan kenyamanan dan keamanan warga bagi seluruh kalangan. Termasuk penyintas disabilitas, wanita hamil, lansia, dan ibu membawa balita.

"Dengan adanya fasilitas lift dan cctv juga tata pencahayaan yang menarik untuk menambah kencantikan JPO ini," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement