REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan bahwa dirinya telah mensiagakan pasukannya untuk mencegah terjadinya kemungkinan terburuk pascapemilu 2019. Hadi mengungkapkan melalui satuan-satuannya dirinya telah melakukan langkah-langkah antisipatif.
"Antara lain melaksanakan pengumpulan data dan pemetaan adanya potensi konflik maupun indikasi pengarahan massa di masing-masing wilayah," kata Hadi dalam rapat kerja bersama Komite I DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).
Melalui pembinaan teritorial, Hadi mengaku juga telah memerintahkan tiap satuan kewilayahannya untuk membangun kedewasaan politik masyarakat. Ia pun meminta kepada para bintara pembina desa (Babinsa) untuk menyadari masyarakat bahwa perbedaan politik di tengah masyarakat adalah hal yang lumrah.
"Demikian pula terhadap proses yang berlangsung merupakan bagian dari kedewasaan politik berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Kemudian, Hadi juga memerintahkan kepada seluruh satuan TNI untuk melaksanakan deteksi dini, cegah dini temu cepat, dan lapor cepat setiap perkembangan situasi yang terjadi di wilayah-wilayah tertentu. Ia juga memastikan TNI akan terus melaksanakan patroli bersama polri dalam rangka cipta kondisi wilayah.
"TNI akan menyiagakan pasukan cadangan dan Alutsista yang siap memberikan bantuan jika terjadi konflk," tutur.
Selanjutnya TNI bersama intelijen juga tetap mewaspadai adanya serangan teroris yang memanfaatkan situasi akibat kekisruhan politik dalam negeri.
TNI mewaspadai adanya serangan balasan pascaterjadinya peristiwa di Selandia Baru, dan Sri Lanka.