REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dentasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror melakukan penggerebekan terhadap terduga teroris di RT 11 RW 04, Desa Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (04/5). Penangkapan yang berlangsung pukul 04.00 WIB dini hari itu mengakibatkan satu terduga teroris tewas.
Kapolres Bekasi Kabupaten Kombes Candra Sukma Kumara, mengatakan, memang benar telah dilakukan upaya penangkapan terduga teroris di lokasi tersebut oleh Tim Densus 88. "Benar, penangkapan oleh Densus," kata Candra ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/5).
Candra menyebutkan, dari upaya penangkapan itu, satu terduga teroris tewas di tempat. "Tertembak mati di tempat satu orang dan dua orang lagi masih buron," kata dia.
Menurut pengakuan warga sekitar, Daep (50), penangkapan itu dimulai sekitar pukul 04.00 WIB. Lalu pada pukul 05.00 WIB polisi sudah mulai membawa terduga teroris yang tewas tersebut. Tampak polisi membawa satu kantung jenazah dan beberap kotak berwarna hitam menuju ke atas mobil.
"Tapi setelah dibawa itu masih ramai polisi disana, sampai akhirnya pergi semua pukul 11.00 WIB," kata Daep ketika ditemui Republika.co.id di dekat lokasi penangkapan.
Seorang pengendara sedang melintas di depan lokasi penggerebekan terduga teroris di RT 11 RW 04, Desa Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (4/5). Penggerebekan oleh Tim Densus 88 pada pukul 04.00 WIB itu mengakibatkan 1 orang terduga teroris tewas ditempat.
Daep juga menyebutkan, Tim Densus yang datang melakukan penggerebekan itu sekitar 50 orang. Semuanya lengkap dengan senjata laras panjang. Tim densus, kata dia, melakukan penangkapan dengan mendobrak pintu depan ruko berwarna biru itu.
Daep sebagai warga yang tinggal dekat dengan lokasi penggerebekan mengaku tidak menduga sebelumnya bahwa orang yang mengontrak di ruko tersebut adalah terduga teroris. "Orangnya gak pernah bergaul sama warga," kata Daep.
Daep menceritakan, terduga teroris itu belum sampai sebulan terakhir tinggal di ruko tersebut. Ia pun mengaku kerap kali melihat orang datang ke ruko itu jika sudah malam hari. "Namun orang yang datang itu selalu balik lagi. Ada perempuan juga," kata dia.
Begitupun Riska (28), yang sudah 11 tahun tingga di sana mengaku sangat terkejut dengan penangkapan terduga teroris tersebut. Menurut dia, orang sekitar tidak ada yang mengenal pelaku karena memang tidak pernah bersosialisasi dengan warga. "Tahu-tahu ketangkap, kita semua kaget" ucap Riska.
Menurut Riska, ruko yang ditempati terduga teroris itu dulunya adalah sebuah tempat pembuatan mebel dengan bangunan semi permanen. Setelah diperbaiki, kata dia, lalu dijadikan ruko. "Nah barulah orang yang ketangkap tadi pagi itu ngontrak," kata dia.
Lokasi penangkapan terduga teroris ini merupakan sebuah rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Raya Babelan, tak jauh dari Pasar Babelan. Lokasinya persis di depan gerbang masuk Perumahan Pondok Afi 1.
Ruko yang dicat warna biru itu hanya selebar tiga meter. Di sana berderet empat unit ruko. Pada bagian depan ruko itu adalah Jalan Raya Babelan. Sedangkan pada bagian belakangnya langsung Kali Bekasi.
"Orang sekitar sini jarang mau tinggal di ruko-ruko itu karena takut tanahnya runtuh, langsung jatuh ke kali," ucap Daep.
Berdasarkan pantauan, ruko itu tampak tak terurus. Bagian depannya sudah dipenuhi debu dan jaring laba-laba. Kini, ruko itu telah dipasang garis polisi usai penggerebekan terduga teroris tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Republika.co.id belum mendapatkan informasi tentang identitas terduga teroris yang tewas tertembak tersebut. Begitupun dengan dua pelaku yang berhasil kabur. Selain itu, jaringan terduga teroris ini juga belum diketahui.