Kamis 02 May 2019 23:42 WIB

BNPB Tanam Sabuk Hijau di Kawasan BIY

Penaman sabuk hijau ini bisa membantu mengurangi ancaman tsunami.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo melakukan rapat kerja dengan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo melakukan rapat kerja dengan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggelar penanaman sabuk hijau (green belt) di Pantai Glagah. Pantai ini berada di tepi kawasan Bandara Internasional Yogyakarta.

Penanaman sabuk hijau secara simbolis dilakukan Kamis (2/5) oleh Kepala BNPB Letjen Doni Monardo. Doni didampingi Sekda DIY Gatot Saptadi, dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo. "Kalau kita bisa membangun barier, kita membangun green belt,kita bisa membantu mengurangi ancaman tsunami," kata Doni.

Baca Juga

Oleh karena itu, kata dia, dengan membangun sabuk hijau di tepi pantai di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bandara baru itu bisa terlindungi dari ancaman tsunami. "Tentunya kalau terlindungi apabila terjadi (tsunami) risiko korban semakin kecil dan kerusakan yang ditimbulkan semakin sedikit," kata dia.

Berdasarkan riset para ahli, menurut dia, tanaman sabuk hijau yang kuat mampu menahan gelombang tsunami hingga 88 persen. Meski demikian, tanaman itu akan efektif menghalau tsunami apabila usia tanaman sudah mencapai 5 hingga 10 tahun.

"Kalau sekarang apabila ada tsunami dan tingginya (gelombang) lebih dari tujuh meter ya pasti ke dalam ya, tetapi kalau pohon ini sudah besar jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang baru pohon-pohon ini efektif," kata dia.

Ia mengatakan, pembuatan sabuk hijau di tepi pantai perlu dilalukan mengingat di bagian selatan Pulau Jawa terdapat patahan dan sesar yang sepanjang waktu cukup aktif. "Terakhir yang kita dengar pada 2010 di Pangandaran dan hampir sebagian besar bagian selatan Pulau Jawa pernah mengalami peristiwa tsunami ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Dan kemungkinan peristiwa-peristiwa ini akan berulang pada periode yang kita tidak tahu kapan akan terjadi," kata dia.

Saat ini, BPNB menyumbang 2.000 pohon untuk sabuk hijau pada tahap pertama. Pohon itu terdiri atas 1.000 pohon cemara udang dan 1.000 pohon jenis pulai dengan ukuran yang siap tanam. "Kalau dirawat dengan baik insya Allah 90 persen bisa hidup," kata dia.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan kawasan sabuk hijau ada sekitar 101 hektare. Mulai dari Pantai Tritis sampai Congot.

Selain pembuatan sabuk hijau, menurut dia, ke depan juga direncanakan pembuatan gumuk atau bukit pasir buatan di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sebagai sarana mitigasi tsunami. "Gumuk itu kan kajiannya Angkasa Pura (AP) I dari sisi mitigasi," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement