Rabu 01 May 2019 19:40 WIB

May Day Momentum Merespons Perubahan Pasar Kerja

Peringatan May Day di beberapa kota di Indonesia berjalan lancar.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (tengah).
Foto: kemenaker
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyambut positif peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019 di Indonesia yang berjalan dengan tertib, aman dan kondusif. Hanif Dhakiri mengatakan May Day 2019, merupakan momentum bangsa Indonesia untuk merespons adanya perubahan pasar kerja yang dinamis dan semakin fleksibel, maupun perbaikan ekosistem ketenagakerjaan.

“Pelaksanaan May Day 2019 yang bertema Together We Grow berjalan tertib, aman, harmonis dengan suasana kekeluargaan seperti perayaan May Day tahun-tahun sebelumnya. Suasana ini semoga terus terpelihara di setiap peringatan May Day, “ kata Menaker M. Hanif Dhakiri di Jakarta, Rabu (1/5).

Menurutnya prioritas pembangunan pemerintah tahun 2019 yakni pembangunan SDM.

Hanif melihat persoalan riil yang dihadapi saat pembangunan SDM tahun 2019 ini adalah adanya ketimpangan skill. Persoalan skill tersebut sesungguhnya bukan persoalan pemerintah, tetapi juga masalah bagi serikat pekerja dan pengusaha.

photo
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (tengah).

“Saat ini kita membutuhkan SDM berkualitas dengan jumlah yang memadai dan persebaran yang relatif merata di seluruh Indonesia, “ ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan ketimpangan skill tersebut pemerintah terus meningkatkan masifikasi pelatihan vokasi. Pelatihan vokasi ini dalam rangka memberikan pelatihan soft skill dan hard skill, kepada angkatan kerja kita agar bisa terserap di pasar kerja dan kewirausahaan.

Hanif menegaskan pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan. Misalnya soal pengupahan, dimana kenaikan upah buruh itu dijamin naik dan pasti setiap tahunnya.

Kemudian ada program perumahan pekerja, perluasan jaminan sosial bagi tenaga kerja, baik formal maupun informal, kredit usaha rakyat yang diperuntukkan bagi pekerja.

“Kesejahteraan buruh tidak bisa terus menerus dilihat dari segi upahnya saja, tetapi dilihat dari kemudahan dari akses transportasi, pelatihan, pendidikan, akses permodalan, dan sebagainya, “ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement