Rabu 01 May 2019 16:22 WIB

Widodomartani Sleman Jadi Kawasan Tanpa Rokok

Turut dikukuhkan 40 orang sebagai Satuan Tugas (Satgas) KTR.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Peresmian Desa Widodomartani sebagai Desa Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Balai Desa Widodomartani.
Foto: Dokumen.
Peresmian Desa Widodomartani sebagai Desa Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Balai Desa Widodomartani.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman, DIY, akhirnya memiliki Desa Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Desa Widodomartani di Kecamatan Ngemplak menjadi desa pertama yang mendeklarasikan Kawasan Tanpa Rokok tersebut.

Deklarasi ditandai pemukulan gong dan penandatanganan prasasti yang dilakukan Wakil Bupati Sleman. Turut dikukuhkan 40 orang sebagai Satuan Tugas (Satgas) KTR.

Satgas KTR sendiri terdiri dari 19 padukuhan-padukuhan yang ada di Desa Widodomartani. Deklarasi disahkan Surat Keputusan Bupati Nomor 19.4/Kep.KDH/A/2019.

Lewat surat itu dijelaskan Desa Widodomartani sebagai Desa KTR yang ditetapkan pada 1 April 2019. Sejumlah komitmen disepakati dalam deklarasi KTR tersebut.

Tidak merokok di tiap pertemuan, tidak merokok di dalam rumah, tidak merokok di dekat ibu hamil dan anak, tidak merokok di tempat ibadah, memasang stiker di tiap rumah dan merokok di tempat khusus merokok.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menilai, pencanangan merupakan respons positif dan langkah nyata. Utamanya, dalam komitmen meningkatkan kesehatan masyarakat.

Untuk itu, ia memberikan penghargaan tinggi bagi semua elemen yang telah mendukung prosesnya yang jelas tidak mudah. Sri berharap, itu bisa menginspirasi desa-desa lain membudayakan KTR.

"Untuk mewujudkan komitmen ini saya yakin tentu tidak mudah, awalnya dimulai dengan terpaksa, hingga terbiasa, dan kemudian berbudaya," kata Sri, di Balai Desa Widodomartani.

Sri berpesan, deklarasi itu jangan sampai sekadar seremonial. Tapi, harus terus digalakkan dan disadarkan masyarakatnya tentang bahaya asap rokok kehidupan masyarakat.

Tentu, lanjut Sri, tujuan akhirnya merupakan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan peningkatan kualitas udara di ruangan. Maka itu, ia menekankan pentingnya kosistensi atas komitmen yang ada.

"Demi tercapainya tujuan tersebut perlu komitmen dan konsistensi seluruh pihak," ujar Sri.

Camat Ngemplak, Sri Wahyu Purwaningsih mengakui, sulit memang untuk mengajak masyuarakat membangun komitmen KTR. Namun, setelah dilakukan pendekatan dan pemahaman, masyarakat sepakat.

Bahkan, Sri mengungkapkan, usulan awal sempat mendapatkan tentangan dari masyarakat. Namun, akhirnya, setelah usaha-usaha dilakukan secara gigih, masyarakat luluh untuk hadirkan Desa KTR.

"Setelah sosialisasi dan pemahaman dari dukuh, Dinkes, dan puskesmas seluruh masyarakat Desa Widodomartani berhasil berkomitmen mndeklarasikan gerakan tersebut," kata Sri.

Senada, Kepala Desa Widodomartani, Heruyono menambahkan, komitmen itu memang wujud kerja keras masyarakat sendiri. Sebab, tentu sulit mengajak tetangg-tetangga mereka sendiri.

Karenanya, ia mengaku sangat bersyukur masyarakatnya memiliki komitmen yang sangat kuat. Akhirnya, setelah sosialisasi, masyarakat bersepakat membangun KTR.

"Demi generasi penerus, dan Desa Widodomartani menjadi satu-satunya di Kabupaten Sleman sebagai Desa Kawasan Tanpa Rokok," ujar Heruyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement