Selasa 30 Apr 2019 13:15 WIB

UMM Dipercaya Jadi Perguruan Tinggi Asuh

Terdapat sepuluh PT yang akan mendapatkan pendamping UMM.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang
Foto: .
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mendapat kepercayaan sebagai pelaksana program Perguruan Tinggi (PT) Asuh. Mandat ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti RI No 74/B/HK/2019 tentang Perguruan Tinggi Pelaksana Program Penjaminan Mutu.

Ketua Program Asuh PT Unggul Ainur Rofieq, menerangkan program ini pada dasarnya sudah berjalan ketiga kalinya. Hal ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) No 131 Tahun 2015 terkait dengan pengasuhan PT Unggul terhadap PT yang tergolong cluster tiga dan empat serta berada pada daerah tertinggal. Selain UMM, setidaknya terdapat 20 perguruan tinggi terpilih dari 85 PTN dan PTS se-Indonesia yang mendapatkan nilai BAN-PT dengan predikat A.

Baca Juga

Menurut Rofieq, program ini bertujuan untuk membangun budaya mutu. Salah satunya melalui pendampingan dalam membangun, melembagakan sistem penjaminan mutu secara berkelanjutan.

Mengenai mandat ini, Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin menilai kata 'asuh' dalam program ini sebenarnya kurang tepat. "arena pada prakteknya di lapangan kami saling belajar. Tepatnya PT Mitra,” ujar Syamsul melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/4).

Untuk informasi, terdapat sepuluh PT yang akan mendapatkan pendamping UMM. Antara lain Universitas Teknologi Surabaya, Stikes Artha Bodhi Iswara, Universitas Widyagama Malang dan STIE Muhammadiyah Tuban. Selanjutnya, Stikes Maharani Malang, STIE NU Trate Gresik, Stikes Muh. Bojonegoro dan STT Industri Turen Malang. Kemudian Akper Nazhatut Thullab Sampang serta Universitas Madura juga masuk ke daftar ini.

Menurut Syamsul, peningkatan mutu pendidikan itu bukan produk yang sekali jadi tapi butuh proses lama. Untuk itu tahun ini, dia berharap seluruh PT bisa saling melengkapi, meski secara Institusional UMM telah mendapat akreditasi A lebih dulu.

"Dan mutu itu tidak bisa dijalankan sendiri, sehingga kita butuh kerja sama dan saling support,” pungkas Syamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement