Senin 29 Apr 2019 18:28 WIB

Sejumlah Desa di Bengkulu Masih Terisolasi Akibat Banjir

Tim penanggulangan bencana Bengkulu saat ini masih fokus membuka jalur.

Warga bertahan di rumahnya saat banjir merendam kawasan kelurahan Tanjung Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu, Minggu (28/4/2019).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Warga bertahan di rumahnya saat banjir merendam kawasan kelurahan Tanjung Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu, Minggu (28/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu menyebutkan sejumlah desa di Kabupaten Bengkulu Tengah masih terisolasi. Lokasi tersebut belum dapat ditembus tim pencari dan penyelamat pascabanjir dan longsor tiga hari terakhir.

"Ada beberapa desa di dua kecamatan yang belum dapat ditembus tim penanggulangan bencana sehingga saat ini masih fokus membuka jalur," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Rusdi Bakar di Bengkulu, Senin (29/4).

Baca Juga

Ia mengatakan kunjungan bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ke sejumlah desa di Kecamatan Merigi Sakti dan Pagar Jati dibatalkan karena jalur belum dapat dilalui kendaraan roda empat. Camat Merigi Sakti Ujang Safawi mengatakan longsor di Desa Lubuk Pendam menutup jalan lintas Provinsi Bengkulu di wilayah itu. Akibatnya, jalur dari Tugu Hiu hingga Simpang Keroya Bengkulu Tengah menuju wilayah itu tertutup.

"Selain longsor, ada juga banjir yang melanda Desa Punjung," kata dia.

photo
Warga mengevakuasi perabotan rumah tangga saat banjir di daerah perumahan Sawah Lebar Baru Balai Kota Bengkulu, Bengkulu, Sabtu (27/4/2019).

Ia menambahkan warga korban longsor juga terdapat di Desa Susup, Komering, dan Rajak Besi. Sebagian besar warga itu sedang berada di kebun mereka di kaki Gunung Bungkuk.

Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bengkulu Nurkholis Sastro mengatakan beberapa desa lainnya yang masih minim bantuan di Bengkulu Tengah adalah Desa Talang Panjang, Kota Titik, Genting, dan Tebat Penyengat. "Di tiga desa ini ada 10 rumah yang bergeser dan hanyut terbawa banjir dan syukurnya jalan ke lokasi sudah bisa dilalui kendaran roda empat," ucapnya.

Ketua Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu Deff Trihamdi mengatakan empat komunitas masyarakat adat terkena banjir dan longsor namun masih minim perhatian pemerintah, terutama tim penanggulangan bencana. "Khususnya di Desa Muara Dua di Kabupaten Kaur banjir Sungai Nasal mengakibatkan 20 rumah hanyut dan 353 kepala keluarga terdampak banjir," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement