REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengundang calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, pada pelaksanaan May Day, Rabu (1/5). Hal tersebut menjadi salah satu alasan KPSI tak melakukan long march ke Istana Negara, Jakarta.
"Kita pertimbangkan karena kehadiran Pak Prabowo tidak mungkin pidato di lapangan. Jadi lebih ke ruangan," Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal di Jakarta Pusat, Senin (29/4).
Para buruh yang tergabung dalam KSPI direncanakan sudah berada di Tennis Indoor Senayan, sekitar pukul 10.00 WIB. Pada kegiatan tersebut, Prabowo dijadwalkan hadir untuk memberikan pidato di hadapan para buruh sekitar pukul 11.00 WIB.
"Kita mempertimbangkan faktor kondusif keamanan juga. Karena ini suasana pilpres yang agak hangatlah suasananya. Jadi kita perlu menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal. (Republika)
Sebelumnya, ia menjelaskan, KSPI tidak akan melakukan long march ke Istana Negara, Jakarta, pada peringatan Hari Buruh atau May Day 1 Mei mendatang. Sekitar 50.000 lebih buruh dari Jabodetabek dan wilayah lainnya akan dipusatkan ke Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
"Kami KSPI sekitar 50.000 orang di Jabodetabek akan melakukan May Day hanya di lapangan Tennis Indoor Senayan. Tidak akan melakukan long march ke Istana ataupun berkumpul di Patung Kuda," kata Said.
Selain di Jakarta, para buruh yang ada di kota besar lainnya juga akan melakuka May Day. Said memprediksi, jumlah buruh yang akan melaksanakan May Day di seluruh Indonesia bisa mencapai angka 500.000 orang buruh, di mana 100.000-nya melakukan aksi di Jakarta.
"Di Jakarta mungkin 100 ribuan, 100 ribuan dalam arti 50 ribu lebih adalah dari KSPI," kata dia.