REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Litbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Totok Suprayitno, meminta mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) agar tidak berhenti belajar. Dorongan ini terutama ditunjukkan kepada para alumni UMM.
"Harus kembali belajar. Terlebih dalam menghadapi fenomena ketidakpastian di era disrupsi ini," ujar Totok melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (29/4).
Totok menjelaskan, saat ini dunia sedang berubah dengan beberapa sektor pekerjaan yang mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, lulusan perguran tinggi dituntut untuk belajar mencari peluang di lingkungan sekitarnya.
Menurut Totok, banyak pekerjaan tradisional yang bersifat manual, berulang dan rutin mulai ditinggalkan di era disrupsi. Padahal, sambungnya, banyak universitas yang mempersiapkan lulusannya untuk menjadi pekerja rutin. Universitas harus mampu memberikan bekal pada lulusannya, berupa kemampuan beradaptasi, memecahkan solusi, komunikasi, serta kolaborasi.
“Saya yakin lulusan Universitas Muhammadiyah Malang sudah mempunyai kapasitas, keterampilan dan karakter sebagai pembelajar. Jika hari ini anda lulus, dan besok Anda berhenti belajar, lusa Anda akan menjadi manusia yang tak terpelajar. Jadi, mulailah untuk belajar,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Presiden (Wantimpres) Republik Indonesia, Profesor Malik Fajar mengaku turut bangga terhadap kemajuan UMM. UMM terus berikhtiar dan berusaha menghasilkan generasi baru yang tangguh, cerdas, dan mampu berperan di lingkungan. Salah satu di antaranya melalui pengabdian dan inovasi yang dilahirkannya.
Rektor UMM, Fauzan menyatakan UMM akan terus berpegang teguh pada semboyan UMM, “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa”. Sebagai upaya mewujudkan komitmen itu, lulusan UMM harus mengambil peran strategis dan menebarkan manfaat untuk kepentingan masyarakat.
"Jadilah manusia yang luar biasa. Itulah cara untuk mengantarkan hidup kita menjadi bermanfaat,” tegasnya.