REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tim ahli geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diterjunkan ke lokasi pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi, Ahad (28/4). Tim bekerja meneliti pergerakan tanah yang menyebabkan seratusan unit rumah rusak
Sebelumnya, bencana pergerakan tanah terjadi di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Dampaknya, sebanyak 109 unit rumah rusak baik berat, sedang, dan ringan.
Tim ahli geologi PVMBG, Eka Kadarsetia mengatakan, pergerakan tanah di Desa Kertaangsana terjadi karena berbagai faktor. Misalnya akibat faktor bebatuan, kemiringan lereng dan tata guna lahan.
‘'Kami masih memerlukan penelitian lebih lanjut melalui uji laboratorium di Bandung,’’ ujar Eka. Namun hasil kajian sementara menyebutkan adanya lapisan tanah yang tergerus aliran air yang bisa menjadi penyebab pergerakan tanah.
Eka menerangkan, pergerakan tanah terjadi karena adaya daya tarik salah satunya akibat faktor curah hujan yang tinggi. Sehingga memicu terjadinya pergerakan tanah yang dikhawatirkan terus melebar.
Ke depan lanjut Eka, pihaknya meminta agar masyarakat mengikuti himbauan pemerintah daerah. Terutama dalam menjalani rekomendari dari pemerintah terkait upaya relokasi berdasarkan hasil kajian.
Saat ini ungkap Eka, warga terdampak bencana harus tetap waspada dan mengungsi sementara ke tempat aman. Hal ini dilakukan hingga kawasan tersebut dinyatakan aman dari pergerakan tanah.