REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono meyakini Golkar akan berada di posisi terbaik dalam Pemilu 2019 meski sempat diterpa "badai politik". Ia menyebut badai politik tersebut terkait kasus hukum yang menimpa kadernya.
"Serangkaian badai politik pernah menimpa Golkar terkait kasus hukum yang menimpa para kadernya, Golkar bahkan pernah diprediksi berada di posisi kelima. Tapi dengan waktu yang singkat kurang dari dua tahun, Pak Airlangga membawa partai ini ke arah yang positif," kata Agung dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Ahad (28/4).
Agung mengatakan dari data sementara yang masuk di KPU, Partai Golkar masih berada di posisi kedua pemenang pemilu. Begitu juga hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang menempatkan Partai Golkar di peringkat kedua setelah PDIP.
"Tentu ini sebuah keberhasilan yang harus diapresiasi meski ini belum secara resmi diumumkan. Yang terpenting adalah bagaimana tetap solid menjaga dan mengawal suara para caleg Golkar di KPU," ujarnya.
Agung Laksono yang juga ketua umum PPK Kosgoro 1957 itu melihat Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto beserta jajaran pengurusnya telah berupaya maksimal dalam Pemilu Legislatif 2019. "Ini bukan pekerjaan yang mudah bagi Golkar, tapi saya lihat semua kader sudah bekerja keras," kata dia.
Ia menambahkan Airlangga rajin ke daerah membangun konsolidasi pemenangan. "Saya kira ini adalah sebuah prestasi politik yang harus diapresiasi dan tidak berlebihan jikalau Pak Airlangga diberikan kepercayaan melanjutkan kepemimpinan Partai Golkar sampai tahun 2024" ujarnya.
Terkait dengan capaian Partai Golkar yang berhasil mendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma''ruf Amin yang saat ini unggul dalam hasil hitung cepat Pilpres 2019, Agung menilai, masyarakat masih menaruh harapan yang tinggi terhadap calon pejawat. Karena itu, dari awal Partai Golkar menyatakan dukungannya kepada Joko Widodo.
"Kita tunggu saja hasilnya, sementara menunggu final proses penghitungan suara di KPU, saya kira para elite-elite politik pasca-pemilu ini harus turut menciptakan stabilitas politik nasional dan membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Agung mengatakan koalisi pendukung capres nomor urut 01 dibangun dengan semangat kebhinekaan dan landasan ideologi Pancasila. "Saya kira pada saatnya nanti Pak Jokowi akan melihat posisi parpol yang mengusungnya sebagai kerangka dasar membangun zaken kabinet," katanya.