Selasa 23 Apr 2019 23:30 WIB

Basarah: Spirit Olah Raga Bangun Sportifitas Bangsa

Menurutnya olahraga instrumen penting pembentukan karakter bangsa.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Basarah.
Foto: MPR
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Basarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah mengatakan spirit olah raga membangun semangat sportifitas dalam berbangsa dan bernegara. Menurutnya, olahraga menjadi instrumen penting pembentukan nilai dan karakter bangsa.

"Olah raga adalah menciptakan sikap sportifitas sebagai nilai utama dalam dunia olahraga. Sportivitas artinya sikap adil dan jujur terhadap lawan, sikap bersedia mengakui keunggulan lawan," kata Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bertajuk "Peran Dunia Olah Raga Dalam Memperkukuh Semangat Kebangsaan Indonesia" bersama Persatuan Bulu Tangkis se-Malang Raya (PBMR), Minggu 21 April 2019 di Malang, Jawa Timur, Selasa (23/4).

Ia mengatakan, saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami ujian sportifitas dalam tikungan tajam demokrasi pemilu presiden dan pemilu legislatif tanggal.17 April lalu. Masih diuji di lapanganapakah pihak yang kalah dapat secara sportif menerima dan mengakui kekalahannya.

Legislator asal daerah pemilihan Malang Raya menguraikan lebih lanjut bahwa olahraga tidak hanya membuat tubuh dan mental sehat, melainkan olahraga juga kental dengan nilai-nilai filosofi. Dalam dunia olah raga selalu ada yang namanya kompetisi. Dalam sebuah kompetisi itu tentu saja ada pihak yang menang dan kalah.

Segenap insan olahraga paham betul bahwa asas penting dalam kompetisi adalah "fairness", mematuhi regulasi yang ada, menjunjung tinggi moral, keadilan dan jiwa sportivitas. Internalisasi nilai-nilai itu demikian penting diterapkan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai instrumen pembentukan nilai dan karakter bangsa.

"Sama dengan pelaksanaan demokrasi elektoral yang baru saja kita laksanakan. Bahwa Demokrasi Pancasila hakikatnya adalah menyatukan, bukan memecah belah. Demokrasi Pancasila berpijak nilai-nilai Pancasila yang menekankan Persatuan Nasional dan Hikmat Kebijaksanaan," beber Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus menghadirkan pertandingan demokrasi melalui Pemilu. Tujuan adalah untuk memilih pemimpin setiap lima tahun sekali. Mereka yang terpilih kemudian membentuk pemerintahan selama lima tahun ke depan dan bertugas melayani segenap kepentingan rakyat tanpa terkecuali. Dengan membentuk pemerintahan inilah maka cita-cita Proklamasi masyarakat adil dan makmur bisa diwujudkan.

"Karena itulah mari kita rapatkan barisan. Jaga terus persatuan nasional. Sebab persatuan adalah aset terbesar bangsa Indonesia. Dengan telah selesainya tahapan kampanye dalam proses pemilu 2019 maka selesailah sudah semua persaingan politik yang terjadi. Segala sengketa menyangkut hasil pemilu kita serahkan kepada mekanisme hukum yang telah kita sepakati di negara kita. Kini saatnya merajut lagi persaudaraan kita," jelas Baskara panggilan akrab Ahmad Basarah

Terakhir Basarah menganalogikan puspa ragam perbedaan di Indonesia dengan kain tenun. Mengapa kain tenun indah untuk dilihat dan dipakai? Sebab kain tenun nampak indah lantaran tersusun dari aneka warna-warni benang. Begitu juga Indonesia nampak indah karena penuh terdiri dari pusparagam perbedaan yang diikat dengan Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila. Karena itulah, sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

"Inilah takdir Allah SWT untuk bangsa Indonesia. Bahwa Indonesia menjadi sebuah bangsa dan negara yang heterogen bukan kebetulan, melainkan sudah tertera jelas dalam suratan takdir bangsa Indonesia. Sebagai orang beriman maka wajib hukumnya bagi kita semua percaya kepada Takdir Allah SWT. Bahwa Takdir bangsa Indonesia adalah beraneka ragam. Tugas kita semua menjaga dan merawat dan menyangga kebhinnekaan tersebut," demikian penjelasan Basarah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement