REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berkeliling meninjau situasi Ibu Kota pada Jumat (19/4). Sambil menyetir sendiri mobilnya, ia menceritakan pengalamannya saat mendatangi Pulau Sabira, pulau terluar yang ada di Kepulauan Seribu pada Selasa (16/4) lalu.
"Satu hari sebelum pemilu, saya mengunjungi Pulau Sabira. Pulau itu lokasinya lebih dekat ke daratan Sumatera daripada ke daratan pulau Jawa di Jakarta, tapi dia adalah bagian dari Ibu kota," ujar Anies saat siaran langsung melalui Instagram pribadinya, Jumat.
Anies berkunjung ke pulau terujung itu untuk meninjau beberapa sarana dan prasarana bagi warga. Selain itu juga, jajarannya mengecek persiapan pemilihan umum (pemilu) serentak dengan jumlah 416 pemilih dengan total penduduk sekitar 500 jiwa.
Menurut dia, ternyata tidak ada gubernur yang melakukan kunjungan selama 30 tahun ke Pulau Sabira. Anies mengatakan, satu per satu janji akan dilunasi agar warga di setiap wilayah memiliki kesempatan yang sama dan merasakan pembangunan kota merata.
"Ini bagian dari ikhtiar kita, satu per satu apa yang menjadi janji, kita dilunasi. Apa yang menjadi tanggung jawab konstitusional negara, kita tunaikan. Kita menginginkan apalagi di Ibukota semua warga memiliki kesempatan yang sama," kata Anies.
Ia memaparkan, saat ini warga Pulau Sabira telah memiliki akses bersih siap minum. Kemudian, pasokan listrik juga sudah disediakan selama 24 jam yang sebelumnya hanya 14 jam dari pukul 17.00-07.00 WIB. Menurutnya, hal ini dapat menunjang kegiatan produktif masyarakat pulau tersebut.
Mengenai transportasi, lanjut Anies, saat ini Pulau Sabira dapat ditempuh dalam waktu dua jam. Sebelumnya perjalanan dari daratan Jakarta ke Pulau Sabira menghabiskan waktu dari tujuh hingga delapan jam.
Ia menambahkan, salah satu tantangan di Pulau Sabira, mayoritas adalah nelayan. Anies menyebut, para nelayan Pulau Sabira tidak punya tempat untuk menyimpan ikan-ikan tangkapan. Akan tetapi, dengan adanya pasokan listrik seharian penuh lemari pendingin bisa dimanfaatkan.
"Karena tidak punya kulkas yang besar untuk coolbox, cool storage. Kenapa? Karena listriknya terbatas. Alhamdulillah sekarang bisa 24 jam," lanjut dia.
Ia juga berpesan kepada orang tua di sana agar anak-anaknya sekolah dengan rajin dan tuntas. Saat Anies berkunjung ke sekolah yang ada di Pulau Sabira, satu angkatan kelas enam hanya terdiri dari sembilan anak.
"Saya sampaikan kepada mereka, lokasi lahir boleh di mana saja, tapi lokasi mimpi harus di langit. Dan izinkan anak-anak itu punya mimpi yang tinggi, punya mimpi yang membuat mereka Insya Allah akan bekerja keras dan bisa melampauinya," ungkap Anies.