REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang calon anggota legistlatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Tasikmalaya meninggal dunia usai hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Caleg beranama Euis Mulyati asal PDIP itu diduga meninggal karena serangan jantung pada Jumat (19/4).
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi membenarkan kabar meninggal salah satu anggota partainya itu. Menurut dia, kondisi Euis memang sudah melemah sejak dua bulan lalu lantaran serangan jantung.
"Penyebabnya memang sakit sejak dua bulan lalu. Selama ini terus ngedrop," kata dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (19/4).
Berdasarkan kabar yang beredar, Euis meninggal setelah mengetahui dirinya kalah dalam perebutan suara untuk kursi DPRD Kota Tasikmalaya. Namun, Kepler tak bisa mengonfirmasi hal itu.
Ia sendiri tak tahu pasti penyebab serangan jantung itu terjadi. "Kalau dia ada pengaruh dengan pemilu, tidak tahu saya. Kalau saya melihat sejak dioperasi jantungnya, ngedrop terus. Kebetulan saja mungkin sesudah pemilu," kata dia.
Ia mengatakan, jenazah Euis langsung dimakamkan setelah diketahui meninggal dunia di dekat kediamannya, Kampung Kecapi, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat pagi. Menurut dia, selain menjadi caleg, Euis juga menjabat sebagai bandahara di DPC PDIP Kota Tasikmalaya.
"Ya, mohon doanya kepada rekan kami yang meninggal. Kami segenap pengurus turut berduka cita atas meninggalnya Euis Mulyati dan sebagai bendahara DPC PDI Kota Tasikmalaya. Selama ini beliau selain kampanye pencalegannya, juga berkampanye pasangan capres nomor urut satu," kata dia.
Sementara itu, seorang caleg asal Partai Nasional Demokrat (Nasdem) masuk rumah sakit (RS) setelah mengetahui dirinya kalah dalam perolehan suara untuk DPRD Kota Tasikmalaya. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Tasikmalaya Abdul Haris membenarkan adanya salah satu calon legislatif telah masuk ke RS Jasa Kartini.
"Dia dirawat setelah asam lambungnya naik bernama, Cucu Darmawati, dan tentu dalam pencoblosan tersebut kalah tetapi untuk sekarang ini belum ada informasi hasil dari KPU," kata dia.
Menurut Abdul, sebelum melakukan pencoblosan Cucu selalu berupaya meyakinkan masyarakat agar memberikan suaranya. Namun hasilnya tak sesuai keinginan.
"Selama ini dia juga memiliki penyakit asam lambung dan sering kali dirawatnya di rumah sakit," kata dia.