Senin 15 Apr 2019 07:37 WIB

Pemindahan Jalur DDT Segera Diselesaikan

KAI menargetkan, tidak ada keterlambatan kereta lagi.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Anak-anak menunggu kereta melintas diatas rel yang belum dioperasikan di kawasan Klender, Jakarta, Kamis (11/4), PT KAI akan mulai mengoperasikan jalur rel dwi ganda (double-double track) lintasan Cakung-Jatinegara yang terbentang sepanjang 9,5 kilometer itu pada Jumat (12/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak menunggu kereta melintas diatas rel yang belum dioperasikan di kawasan Klender, Jakarta, Kamis (11/4), PT KAI akan mulai mengoperasikan jalur rel dwi ganda (double-double track) lintasan Cakung-Jatinegara yang terbentang sepanjang 9,5 kilometer itu pada Jumat (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Uji coba jalur dwiganda atau double double track (DDT) lintas Jatinegara-Cakung yang dimulai sejak Jumat (12/4) lalu ditargetkan akan selesai pada Ahad (14/4). Meski masih dalam proses pengalihan jalur, Stasiun Bekasi sudah berangsur normal.

Sebelumnya, pada Jumat terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Bekasi. Para penumpang yang hendak menuju Jakarta maupun sebaliknya terpaksa menunggu hingga satu jam untuk bisa menaiki kereta rel listrik (KRL). Tak ubahnya penumpang yang sudah naik, mereka tertahan di dalam kereta hingga satu jam lebih karena kereta berhenti akibat penyesuaian jalur baru ketika hendak menuju Stasiun Jatinegara.

Sedangkan, hari ini, Ahad (14/4) siang, tampak di Stasiun Bekasi sudah tidak ada lagi penumpukan penumpang. Tampak penumpang tidak lagi berdesak-desakan menunggu kereta tiba. Sangat kontras dengan yang terjadi saat hari pertama uji coba DDT.

Wakil Kepala Stasiun Bekasi Henry mengatakan, memang Stasiun Bekasi sudah normal pada hari ini. Tidak ada lagi penumpukan maupun keterlambatan kereta. "Ini juga kan cuma penumpang weekend, jadi enggak ada penumpukan. Sudah normal," kata Henry ketika ditemui Republika, Ahad (14/4).

Ia pun meyebutkan, sejauh ini, tidak ada penumpang yang menyampaikan keluhan kepada pihaknya. Hal itu, kata Henry, karena pihaknya selalu memberikan penjelasan kepada penumpang di Stasiun Bekasi melalui pengeras suara.

Pemberitahuan kepada penumpang itu didasarkan atas informasi yang diberikan langsung oleh Daerah Operasional (Daop 1) PT KAI sebagai penanggung jawab pembangunan dan pengoperasian DDT.

Salah satu penumpang KRL, Ifah (22), mengaku, memang hari ini tidak ada lagi penumpukan ataupun keterlambatan kereta. "Iya, tadi dari Stasiun Sawah Besar sudah normal saja sampai ke sini," kata Ifah di depan Stasiun Bekasi, Ahad (14/4).

Hal berbeda disampaikan Arsyad (25 tahun) yang akan berangkat dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Cikini. Karyawan swasta di Jakarta itu mengaku, perjalanan kereta masih terjadi sedikit keterlambatan. "Tapi, sudah mendingan lah dari pada dua hari lalu," kata Arsyad.

Menurut Arsyad, keterlambatan itu memang karena penerapan DDT. "Lama bukan karena masuk ke stasiunnya, tapi di Jatinegara sampai Cakung itu jalurnya ganti-gantian," kata Arsyad menjelaskan penyelarasan rel yang sedang dilakukan PT KAI.

Sementara itu, Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menyatakan, masih terjadi sedikit keterlambatan pada hari ini. Meski demikian, kata Eva, sudah terjadi penurunan waktu keterlambatan yang signifikan dibandingkan hari pertama uji coba DDT.

"Kereta paling cuma dua sampai tiga menit (keterlambatannya)," kata Eva kepada Republika.

Meski hanya sekitar dua atau tiga menit, sambung Eva, ia memperkirakan, akan memunculkan dampak akumulatif terhadap kereta-kereta selanjutnya. "Paling ada yang jadwal-jadwal kegeser sedikit, ya yang keberangkatannya dari Stasiun Bekasi," ujar Eva.

Ia pun menjelaskan, keterlambatan itu memang karena adanya pemindahan jalur kereta karena sudah mulai di uji cobanya DDT. "Switch over (pindah jalur) itu //enggak// bisa sehari dong, ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyesuaiannya, termasuk dari sisi operasional keretanya," kata dia.

Selain itu, sambung Eva, sistem sinyal yang digunakan kereta juga dipindah, sehingga memakan waktu. Hal itu karena bukannya hanya kereta yang pindah jalur atau menggunakan jalur baru DDT, melainkan juga sistem sinyal harus disesuaikan dengan jalur baru kereta tersebut.

Meski demikian, Eva mengaku, proses pemindahan jalur itu akan segera dituntaskan. Sehingga, pada Senin (15/4) saat hari pertama kerja dimulai, tidak ada lagi keterlambatan jadwal kereta.

"Senin, seharusnya sudah normal. Kita usahakan seperti itu," kata Eva.

Target tersebut, kata Eva, memang sesuai rencana. Uji coba DDT dipilih mulai dikakukan pada Jumat karena menghindari adanya keterlambatan parah pada Senin sebagai hari pertama kerja.

Eva pun menyampaikan permohonan maaf lembaganya kepada semua pengguna jasa kerta api. "Kami mengucapkan permohonan maaf atas dampak operasional keterlambatan karena proses penerapan DDT wilayah Cakung-Jatinegara," sebut dia.

Ia juga meminta agar para pengguna jasa mau memahami kondisi peralihan jalur itu serta memberikan dukungannya. Karena, proyek DDT merupakan suatu proyek yang besar dan nantinya akan berdampak langsung bagi kenyamanan para pengguna kereta api.

"Jika nanti sudah sampai dari Bekasi hingga Manggarai, barulah kita bisa merasakan manfaatnya DDT ini. Ini pekerjaan besar yang nanti akan menambah jumlah kapasitas lintas dan menambah jumlah perjalan," kata dia.

Sistem jalur dwiganda merupakan upaya dari PT KAI untuk menambah jalur kereta. Sehingga, nantinya, KRL dan kereta dari luar kota tidak lagi harus saling bergantian melewati satu jalur yang sudah ada sebelumnya.

KRL akan beroperasi lebih efisien dengan menggunakan jalur yang lama. Sementara, kereta dari luar kota akan memakai jalur baru atau DDT tersebut. Maka dari itu, sejak Jumat dilakukan proses pemindahan jalur kereta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement