Ahad 14 Apr 2019 00:23 WIB

TKN Kritik Pernyataan Prabowo Soal Presiden Masa Lalu

Erick menilai Prabowo sebaiknya melihat kebaikan pemimpin bangsa.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyayangkan pernyataan capres 01 Prabowo Subianto, yang mendiskreditkan presiden-presiden sebelum Jokowi.

Menurut Erick yang seharusnya dilihat dari para pemimpin bangsa itu adalah kebaikan bukan kekurangannya.

Baca Juga

"Ketika Pak Prabowo mendiskreditkan presiden-presiden sebelumnya, tentu kalau kami melihat sangat disayangkan karena berarti Pak Harto juga kena. Berarti Pak SBY juga kena," ujar Erick usai kegiatan Debat Pilpres 2019 Kelima di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).

Erick mengatakan, sebagai bangsa yang besar, kekurangan dan kelebihan pemimpin adalah hal biasa. Ia menuturkan, yang seharusnya dilakukan bukanlah melihat kekurangan-kekurangan yang ada, melainkan kelebihan para pemimpin itu.

"Kita harus lihat kelebihannya, bukan kekurangan karena sejarah Indonesia itu dibangun karena kepemimpinan beliau-beliau semua dari zaman Pak Soekarno sampai hari ini," tuturnya.

Sebelumnya, Prabowo mengkritik presiden-presiden sebelum Jokowi yang dinilainya tak tepat dalam mengelola perekonomian negara.

Menurut Prabowo, presiden-presiden terdahulu telah membawa Indonesia kepada arah ekonomi yang salah. Prabowo mengklaim Indonesia selama ini hanya mengirim bahan mentah ke luar negeri untuk diproduksi negara lain.

Namun Prabowo menegaskan, praktik itu bukanlah kesalahan di era pemerintahan Jokowi. Tapi dia menyebut presiden sebelum Jokowi. "Jadi kembali lagi saya terus terang saja, saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Ini kesalahan kita sebagai bangsa sudah berjalan belasan hingga puluhan tahun," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement