Sabtu 13 Apr 2019 18:07 WIB

LSI Denny JA: Enam Partai Terancam Terhempas dari Pileg

Enam partai terancam terhempas dari pileg karena tidak lolos presidential threshold.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nidia Zuraya
Petugas merapikan surat suara saat melakukan simulasi pencoblosan pemilu di GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (6/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas merapikan surat suara saat melakukan simulasi pencoblosan pemilu di GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei elektabilitas partai politik untuk Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Di dalam rilis tersebut, enam partai terancam terhempas dari pileg karena tidak lolos presidential threshold.

Enam partai politik tersebut adalah Hanura dengan elektabilitas 0,5 persen hingga 3,2 persen, PBB 0,5 persen hingga 3,2 persen, PSI 0,5 persen hingga 3,2 persen, Berkarya 0,5 persen hingga 3,0 persen, Garuda 0,4 hingga 2,6 persen dan PKPI 0,3 persen hingga 2,3 persen.

Baca Juga

Menurut Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, keenam partai ini harus melakukan langkah yang besar agar bisa lulus presidential threshold (PT). Apalagi, saat ini Pemilu 2019 hanya tersisa beberapa hari.

"Harus ada langkah besar bukan langkah biasa-biasa saja, karena seleksinya sangat jauh untuk masuk ke PT. Jika tidak ada langkah big bang, enam partai ini terancam terhempas pada Pileg 2019," kata Ikrama, di Graha Dua Rajawali LSI, Jakarta Timur, Sabtu (13/4).

Ia mengatakan, tampilan elektabilitas tersebut dilhat dengan memperhitungkan margin of errors dan asumsi golput yang terjadi secara proporsional. Survei yang dilakukan LSI Denny JA berlangsung pada tanggal 4-9 April 2019 dengan menggunakan 2.000 responden.

Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. "Wawancara dilakukan tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Survei ini juga dilengkapi dengan Focus Group Discussion (FGD), analisis media, dan indepth interview," kata Ikrama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement