REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepekan menjelang pencoblosan suasana perpolitikan semakin memanas terutama di antara kedua kubu pendukung paslon capres. Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengajak kedua kubu pasangan capres-cawapres menyusun konsep rekonsiliasi pasca-pilpres 2019.
Tujuannya, agar tercipta suasana bagus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie meminta semua pihak menjaga kondusivitas suasana kebangsaan ini.
Jimly mendorong semua pihak untuk tidak menimbulkan rasa saling kecurigaan di tengah-tengah masyarakat. “Begitu masuk ke masa tenang kita harus siap dengan konsep rekonsiliasi. Pascapemilu juga,” kata Jimly pada diskusi Media Dialektika tentang “Pilpres 2019 di Mata Media” di Jakarta, Rabu (10/4).
Kata Jimly, demokrasi saat ini makin mahal, sehingga setiap politisi menuntut popularitas. Belum lagi isu people power yang belakangan dihembuskan elite politik.
“Jangan ada yang mimpi people power. Kalau ada (dugaan) pelanggaran pemilu (bawa) ke Bawaslu. Demikian halnya menyangkut hasil pemilu, bawa ke Mahkamah Konstitusi (MK),” ucap Jimly.
Jimly yang juga ikut mencalonkan sebagai anggota DPD RI dari Jakarta ini optimistis hajat demokrasi lima tahunan ini akan sukses tanpa ekses. “Saya prediksi akan berjalan lancar,” kata Jimly.
Jimly juga mengajak seluruh komponen, khususnya para tokoh-tokoh politik, agar secara bersama-sama mengawal pesta demokrasi ini sesuai dengan mekanisme konstitusi.
Siapapun yang menang, kata Jimly, harus merangkul yang kalah dan yang kalah harus segera memberi selamat. "Kalau pemimpinnya masih tidak menerima, maka relawannya juga demikian. Jadi semua harus saling rangkul,” kata Jimly.