REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyebutkan menjadi pemimpin itu butuh kesabaran dan tidak mudah emosi. Kiai Ma'ruf memberi pandangan itu saat media meminta tanggapannya atas perilaku capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat menghadiri kampanye akbar di Stadion Kridosono Yogyakarta, Senin (8/4). Prabowo tampak menggebrak mimbar tempatnya berpidato dengan keras.
"Ya itulah. Pemimpin itu, jangan kita cepat emosi. Ya, sabar. Santun," ujar Kiai Ma'ruf menjawab media usai kampanye di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (9/4).
Seorang pemimpin, menurut Kiai Ma'ruf, juga harus menjaga lisannya dengan baik. Tidak selaiknya Indonesia disebut tengah 'diperkosa'. Pemimpin harus lah berbicara bijak dan dapat mengayomi rakyatnya.
"Yang mengajak, memberikan tuntunan-tuntunan yang positif. Jangan mengajarkan sikap-sikap yang keras, bermusuhan. Dan sifat-sifat yang lebih baik," kata Kiai Ma'ruf.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, mengatakan, pemimpin juga harus menjaga sopan santun. Sesuai budaya masyarakat Indonesia yang bermartabat.
"Dan itu yang justru masyarakat menginginkan seperti itu. Ketika itu tidak didapat, dia akan mencari pemimpin yang santun," tambah Kiai Ma'ruf.
Pernyataan yang dilontarkan Prabowo, diyakini Kiai Ma'ruf, membuat masyarakat tidak terpengaruh. "Masyarakat justru akan tidak tertarik," sebutnya.