Senin 08 Apr 2019 21:11 WIB

Pengamat: Kasus Bowo Sidik akan Perlemah Suara Golkar

tidak sedikit kader Golkar yang terjerat kasus hukum dalam beberapa pekan terakhir.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Tersangka kasus dugaan suap distribusi pupuk Bowo Sidik Pangarso meninggalkan gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Tersangka kasus dugaan suap distribusi pupuk Bowo Sidik Pangarso meninggalkan gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan hari menjelang pencoblosan Pemilu 2019, Partai Golkar diprediksi mengalami kesulitan untuk menembus posisi tiga besar perolehan suara secara nasional. Pasalnya, tidak sedikit kader partai berlambang pohon beringin itu yang terjerat kasus hukum dalam beberapa pekan terakhir.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan kasus Bowo Sidik Pangarso akan semakin memperlemah suara Golkar di Pileg 2019. Menurut dia, suara Golkar akan menurun dibandingkan Pileg 2014.

Dia mengatakan, sebelumnya Golkar juga diuji dengan kasus koruspi eks Ketua Umumnya, yakni Setya Novanto. Lalu, berlanjut dengan adanya kasus yang menjerat Idrus Marham dan Eni Saragih. "Dengan banyak tertangkapnya kader Golkar maka ini akan memperlemah suara Golkar. Bila pada Pileg sebelumnya Golkar dapat 14 persen, mungkin kali ini 10 persen saja," kata Hendri kepada wartawan, Senin (8/4).

Hendri melanjutkan, dengan kasus hukum yang menjerat kadernya, Golkar akan mengalami kesulitan berada di posisi di dua besar seperti sebelumnya. Apalagi, melihat dinamika politik dengan melajunya Gerindra dengan coattail effect Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Menurut dia, untuk merebut posisi ketiga saja Golkar masih membutuhkan perjuangan. Karena, partai menengah lain juga berpeluang meraih tiga besar. "Berat dua besar. Tiga besar perlu perjuangan. Mungkin di Pileg 2019 bisa jadi pencapaian terendah Golkar sejak pemilu berlangsung," kata Hendri.

Sebagai informasi, dalam beberapa pekan terakhir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kader Golkar yang juga anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso.

Bowo yang juga terdaftar sebagai caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah II yang mencakup Kudus, Demak dan Jepara ditangkap KPK pada Senin (27/3) lali. Bowo diduga menerima suap dalam kasus terkait distribusi pupuk.

Belum reda kasus Bowo Sidik Pangarso, Golkar kembali dilanda badai. Pada Senin (1/4), KPK memeriksa dan menahan kader Golkar, Markus Nari. Tak hanya itu, seorang politikus senior Partai Golkar yang juga mantan wakil gubernur Bali, I Ketut Sudilerta juga ditangkap penyidik Polda Bali pada 4 April lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement