REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengaku selalu mengusung keberagaman dan kebinekaan dalam setiap kampanyenya. Jokowi mengatakan, kontestasi politik berupa pemilu jangan sampai mengorbankan kesatuan Indonesia.
Ia mengatakan, kontestasi politik hanya berlangsung setiap lima tahun. Dengan demikian, ia mengatakan, pertarungan sesaat tersebut jangan sampai mengorbankan kesatuan, persatuan, persaudaraan, dan kerukunan bangsa.
"Saya kira itu yang kita memang sangat menghindari, yaitu politik identitas, politik SARA. Saya kira itu yang kita hindari," kata dia usai memberi orasi politik, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/4).
Jokowi menerangkan Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti beragam dan harus tetap bersatu. Dengan demikian, ia menerangkan, kampanye yang mengedepankan keberagaman dan persatuan adalah payung yang bagus untuk mengingatkan kepada semua pihak bahwa Indonesia harus tetap bersatu.
Untuk itu, ia sepakat dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono soal kampanye harus terbuka dan tidak eksklusif. Jokowi mengatakan, setiap kampanye memang harus mengutamakan keberagaman dan kesatuan.
"Ya, saya sepakat sekali bahwa setiap kampanye itu yang dikemukakan itu kebanyakan keberagaman dan yang penting adalah kesatuan kita sebagai negara. Saya kira memang seperti itu," kata Jokowi.
Sebelum gelaran kampanye, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengungkapkan kekhawatiran kampanye tersebut akan berlangsung eksklusif. SBY berkirim surat kepada sejumlah elite Demokrat untuk mengingatkan Prabowo agar kampanye berlangsung terbuka.
"Pemilihan presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal "set up"-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap 'Semua Untuk Semua', atau 'All For All'," tulis SBY dalam suratnya.
SBY berharap kampanye akbar bisa mencerminkan keindonesiaan dan bukan menonjolkan supremasi golongan tertentu. Sebab, Indonesia dibangun atas beragam suku, bangsa, serta agama.