Saya dan isteri naik HHSR dari Makkah-Madinah Kamis (4/4) siang. Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam 50 menit termasuk transit di Jeddah sekitar 20 menit. Mestinya kalau rute langsung Makkah-Madinah sudah mulai berlaku, maka waktu tempuhnya sekitar dua jam.
Rute Makkah-Madinah untuk sementara memang masih transit di Jeddah dan baru operasi melayani penumpang empat kali seminggu.
Melalui komunikasi saya dengan Arie Korsmiran lewat FB, Kamis siang itu ketika dalam perjalanan HSRR. Setelah saya jelaskan, Arie berubah pikiran untuk naik kereta cepat ke Makkah. Arie mengaku masih punya kesempatan mengubah moda transportasi karena masih akan tinggal dua hari di Madinah. Apalagi bisa dipesan online lewat ponsel.
Dan juga belum banyak tahu, kereta HHSR ini sebenarnya proyek lama Pemerintah Saudi. Semula direncanakan akan beroperasi awal 2017. Waktu itu, Maret 2017, pas saya lagi berumrah. Sudah merencanakan akan mencoba moda transportasi modern itu dari Makkah ke Madinah. Tapi rupanya belum rampung. Masih butuh waktu untuk melakukan beberapa kali uji coba sebelum dioperasikan.
Suasana stasiun kereta api cepat Haramain di Makkah.
Pada perjalanan Umrah, akhir Maret tahun ini, booking naik HHSR dari Makkah-Madinah, dilakukan dari Jakarta melalui pengelola travel. Pihak itu pula yang mengkonfirmasi pengoperasian HHRS itu saat dia berkunjung ke rumah bersama produser film Zairin Zain.
Nah, berbeda dengan sebelumnya, perjalanan Umrah kali ini kami mau coba,
“ jalan sendiri”. Tidak melalui travel atau biro perjalanan umrah. Beli tiket pesawat sendiri, juga booking hotel di Mekkah dan Madinah secara online.
Berkat bantuan Direktur Niaga Garuda, Pikri Ilham Kurniansyah, saya beli tiket jauh hari dengan harga lebih murah dibandingkan lewat agen yang menjual tiket khusus ke Saudi. Ketika kami mempercepat dua hari kepulangan ke Tanah Air dari jadwal, Pak Pikri juga turun tangan membantu. Maklum di Saudi tidak mudah mengubah jadwal kepulangan biarpun naik pesawat Garuda.
Dengan coba “jalan sendiri” memang terdapat selisih besar dalam hal biaya dibandingkan menggunakan jasa travel. Tapi saya ragu sendiri dengan perhitungan itu. Sebab, ada bantuan banyak teman. Mengurus visa saja dibantu atau menggunakan jasa travel biro perjalanan yang dulu menghandel keberangkatan rombongan kami bersama anak-cucu tahun 2016 dan 2017. Boss travel itu terjun langsung mengurus visa kami tanpa fee.
Begitu juga dengan boss travel biro umrah kami kali ini. Bahkan, dia menghandel penjemputan kami di bandara secara khusus ketika tiba di Jeddah Kamis(28/3) petang.
Maka bak pejabat, kami tidak mengikuti rute penumpang lain, tetapi dijemput dengan mobil BMW serie 7 lewat tangga khusus di bawah pesawat —saat tiba di bandara King Abdul Azis, Jeddah. Ruangan kami menunggu koper pun, sifatnya khusus. Luas, mewah, dan lengang. Dilengkapi dengan ruang makan.
Tim penjemput menginformasikan, itu fasilitas penjemputan standar tamu Raja. Masya Allah. Cara penjemputan ini bikin saya terharu.
Tak cukup itu. bos biro travel umrah kali ini juga melengkapi kami dengan petugas yang melekat selama kami ibadah di Mekkah dan Madinah, serta tur ke berbagai tempat, dengan kendaraan jeep DMC yang terkenal di Saudi. Sayang, dia tidak pernah bersedia manyebut berapa nilai Real Saudi sebenarnya untuk semua fasilitas itu.
Dan terkait kembali soal kereta api cepat tersebut, ternyata angkutan massal cangih ini diproyeksikan mampu dapat mengangkut 60 juta penumpang setiap tahun. Memiliki total 35 gerbong dengan seat masing - masing 417 orang.
Kesiapan stasiun HSRR di Makkah misalnya yang hanya berjarak empat kilometer dari Masjidil Haram mampu menampung 20.000 penumpang per jam. Moda transporasi baru ini diyakini pemerintah Saudi dapat melonggarkan lalu lintas bagi para jamaah haji maupun beribadah di Tanah Suci. Semoga.