Senin 08 Apr 2019 15:31 WIB

Jokowi: Pemilu itu Gembira, Bukan Penuh Ketakutan

Jokowi berharap pemilu tak dirusak oleh kepentingan yang menghalalkan segala cara.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melanjutkan rangkaian kampanye terbuka di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/4).
Foto: dok. TKN
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melanjutkan rangkaian kampanye terbuka di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar semua pihak tidak menebar teror ketakutan jelang Pilpres 17 April nanti. Jokowi mengatakan, pemilu adalah pesta demokrasi yang seharusnya diisi dengan penuh kegembiraan.

Mantan wali kota Solo ini berpendapat, pesta yang digelar oleh dan untuk rakyat itu jangan sampai dirusak oleh kepentingan pihak-pihak yang menghalalkan segala macam cara. Apalagi sampai menebar hoaks dan teror ketakutan.

Baca Juga

"Inilah yang dinamakan pesta demokrasi. Pesta harus seneng dan gembira sehingga jangan sampai dengan adanya pesta demokrasi diciptakan adanya ketakutan," kata Jokowi di Jakarta, (8/4).

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengajak semua pihak agar menjaga persaudaraan dan rasa kasih sayang. Dia mengatakan, jangan sampai pemilu justru dijadikan sarana untuk menebar kebencian terhadap kelompok atau orang lain yang memiliki pandangan politik yang berbeda.  "Jangan sampai ada marah-marah. Gak boleh," tegasnya.

Jokowi pun menyerukan semangat untuk melawan praktik-praktik negatif seperti korupsi. Dia menegaskan, korupsi dasarnya adalah kebohongan sehingga jangan memilih calon yang gemar menebar kampanye kebohongan.

Dia juga meminta pendukungnya untuk terus bersemangat di sisa 10 hari sebelum pencoblosan. Dia mengatakan, kini saatnya untuk total dalam mengampanyekan program-program dari rumah ke rumah maupun mulut ke mulut. "Kita waktunya tinggal berapa hari? 10 hari. Jangan kasih kendor, harus terus gaspol," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement