REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pengelola desa wisata Serang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah terus mengembangkan homestay guna meningkatkan minat wisatawan untuk datang berkunjung. Kepala Desa Wisata Serang, Sugito mengatakan pada saat ini ada sekitar 68 homestay yang ada di desa wisata Serang.
"Seluruh homestay yang ada dikelola langsung oleh warga di bawah pengawasan kelompok sadar wisata atau pokdarwis setempat," katanya.
Menurut dia, bisnis homestay cukup potensial bagi warga setempat karena banyak diminati wisatawan. "Harganya beragam misalkan ada warga yang memasang tarif Rp 75 ribu per orang per malam lengkap dengan sarapan dan ada warga yang memasang tarif sewa untuk satu rumah penuh sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu per malam," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa rumah yang disewakan memiliki ukuran yang sangat beragam. "Misalnya, ada rumah yang dilengkapi tiga kamar tidur, ada yang lima kamar tidur beserta aula dan dapur dan masih banyak lagi jenis dan ragamnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Prayitno mengatakan pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan desa-desa wisata yang potensial yang ada di wilayah setempat guna makin meningkatkan angka kunjungan wisatawan.
"Pengelola desa wisata termasuk pelaku homestay atau rumah warga setempat yang difungsikan sebagai tempat menginap bagi tamu dan wisatawan juga harus jeli mengambil peluang," katanya.
Apalagi, kata dia, aksesibilitas menuju Purbalingga pada saat ini makin mudah dengan adanya tol Trans Jawa yang memiliki exit tol di Pemalang. Wisatawan yang datang ke Purbalingga diperkirakan terus mengalami peningkatan yang cukup besar.
"Pada tahun 2017 wisatawan hanya 2,53 juta, namun pada tahun 2018 mampu mencapai 3,8 juta," katanya.