Ahad 07 Apr 2019 17:34 WIB

Mahfud MD Tanggapi Surat SBY yang Kritik Kampanye Akbar

Mahfud MD menyebut kritik SBY semestinya didengar semua pihak

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjawab pertanyaan awak media seusai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjawab pertanyaan awak media seusai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar hukum tata negara Mahfud MD turut menanggapi surat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengkritik kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK. Menurut Mahfud, kritik yang dilontarkan SBY tersebut memang semestinya didengar semua pihak. Apalagi SBY menurutnya punya pengalaman dalam memimpin Indonesia.

"Itu nasihat orang yang saya kira banyak pengalaman dan punya pengalaman mengelola Indonesia, serta kecintaan kepada negara ini yang tidak diragukan kareba dia presiden," kata Mahfud di Surabaya, Ahad (7/4).

Baca Juga

Mahfud mengatakan, SBY wajar mengirimkan surat sebagai komentar karena kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK, dirasa ekslusif. Menurutnya, SBY bisa jadi menganggap kegiatan tersebut terlalu ekslusif, karena dianggap hanya diperuntukan bagi umat muslim saja.

"Ya sebagai saran saja agar kita lebih inklusif, tidak memfokuskan diri pada upaya menggalang satu ikatan primordial. Sholat subuh bersama, tahajud bersama, mungkin itu dianggap (SBY) terlalu ekslusif. Lalu bagaimana yang tidak subuhan, dan tidak tahajudan, mungkin itu yang dilihat SBY," ujar Mahfud.

SBY menulis surat untuk tiga pejabat teras partainya, yakni Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan. SBY mengririmkan surat tersebut karena merasa, kampanye akbar Prabowo-Sandi tersebut bersifat ekslusif. 

"Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," tulis SBY melalui suratnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement