Ahad 07 Apr 2019 12:33 WIB

KPU Minta Polisi Cepat Tangkap Pelaku Hoaks Server Pemilu

KPU menegaskan tidak ada setting untuk server

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Nidia Zuraya
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua KPU Arief Budiman sebelum mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua KPU Arief Budiman sebelum mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan pihaknya meminta polisi cepat menangkap pelaku penyebar informasi soal hoaks server yang di-setting. Dia berharap kasus ini bisa lekas selesai sebelum pelaksanaan pemilu selesai.

"Kami serahkan kepada kepolisian, tetapi yang kami inginkan proses pengungkapan bisa cepat. Karena ini kan perlu untuk menjaga kepercayaan publik kepada KPU. Jadi sepenuhnya saya serahkan kepada penegak hukum. Harapan KPU pelakunya bisa ditangkap," ujar Arief kepada wartawan di Kompleks GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (7/4).

Dia meminta pengungkapan kasus ini bisa dilakukan sebelum pencoblosan Pemilu 2019 pada 17 April mendatang. "Ya jangan (diungkap setelah pemilu selesai). Sebab ini mempengaruhi persepsi publik terhadap KPU. Nanti bisa dipikir KPU bikin hoaks beneran," tegas Arief

Dia melanjutkan, kondisi yang sebenarnya KPU sudah menjelaskan hahwa tidak ada setting untuk server. Sementara itu, KPU tidak punya tupoksi untuk pelaku penyebar hoaks informasi server yang di-setting.

"KPU tidak punya tangan, tidak punya kekuatan untuk melakukan itu. Maka saya percayakan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Supaya masyarakat tahu sesungguhnya KPU melakukan apa," tambahnya.

Sebelumnya, Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan ada sedikitnya tiga akun yang dilaporkan ke polisi pada Kamis (4/4). Akun itu berasal dari tiga platform media sosial (medsos).

"Kami sudah laporkan tiga akun, dari masing-masing platform, Facebook, Instagram dan Twitter," ujar Pramono kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).

Selain itu, dalam pelaporan pada Kamis malam, KPU juga meminta polisi menemukan pria yang ada dalam video yang tersebar di medsos. Sebagaimana diketahui, seorang pria dalam video itu menyampaikan adanya informasi tentang server KPU yang sudah disetting untuk memenangkan kandidat capres tertentu.

"Inti dari kejadian ini kan soal konten di mana ada ucapan bahwa ada seseorang yang mengatakan menemukan server KPU yang sudah di-setting. Ini kan bermula dari ucapan seseorang. Nah orang itu harus diperiksa dulu. Sumber utamanya dia," jelas Pramono.

Dia melanjutkan, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum, untuk menemukan siapa pria tersebut. Kemudian, menyelidiki apa motif mengatakan hal itu.

"Karena itu jelas menimbulkan kegaduhan, kecurigaan, ketidakpercayaan kepada pemilu dan kepada KPU. Kami sendiri tidak tahu siapa pria di dalam video tersebut," ungkap Pramono.

Sebagaimana diketahui, saat ini beredar video di Twitter, Instagram dan Facebook terkait informasi adanya server KPU yang sudah di-setting untuk memenangkan salah satu capres. Dalam video itu terlihat seorang pria sedang memaparkan materi di depan sejumlah orang dalam rapat tertutup.

Pria itu mengatakan bahwa capres 01 sudah diamankan di angka 57 persen. Pria itu mengatakan "Yang terakhir di KPU saya bulan januari ke singapura karena ada kebocoran data. 01 sudah membuat angka 57 persen. Allah maha segalanya. Server yg dibangun 7 lapis bocor. Salah satunya bocor. Kita berusaha menetralkan. Tapi data itu masih invalid. Maka tadi saya bicara dengan Pak Alfrian ini harus dituntaskan sebelum final 17 April,".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement