REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, menyatakan pihaknya berkeinginan Pemilu 2019 digelar dengan jujur. Dia mengimbau masyarakat tidak memilih calon pemimpin koruptor di pemilu.
"KPK berkeinginan pemilu diselenggarakan dengan jujur. Oleh karena itu sejak awal, kami dengan KPU sangat concern menjaga pelaksanaan pemilu yang berintegritas," ujar Saut kepada wartawan di Kompleks GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (7/4).
Dia kemudian menjelaskan kriteria calon pemimpin yang jujur. Menurut Saut, calon pemimpin jujur adalah orang yang berintegritas dengan rekam jejak yang baik. Termasuk di dalamnya tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi.
"Negeri ini memerlukan orang yg bisa berjuang, sehingga bisa menciptakan daya saing ketertiban dan seterusnya. Bagaimana caranya? anda lihat track record-nya, kalau dia bekas koruptor jangan dipilih. KPK tegas disitu, KPU pun tegas disitu," tegasnya.
Selain memilih calon pempin yang jujur, Saut pun mengimbau masyarakat jujur dalam memilih. Masyarakat diminta tidak tergiur dengan imbalan barang, uang, janji politik dan sebagainya.
"Memilih yang jujur itu indikatornya anda pertama tidak dibayar, calon yang anda pilih jelas siapa, tidak berbohong, tidak memilih koruptor, tidak janji doang, itulah pemilih yg berintegritas jujur," jelas Saut.
Saut menambahkan, memilih calon pemimpin yang jujur akan menentukan arah kebijakan ke depan. Menurutnya, pemimpin jujur dan berintegritas akan membantu memperbaiki kualitas masyarakat.
"Supaya kita memilik daya saing. Bagaimana anda bisa mengatakan negeri ini memilimi daya saing kalau yang anda pilih itu bohong semua, tidak jujur," tambah Saut.