Sabtu 06 Apr 2019 02:37 WIB

Prabowo Mengaku Pernah Sarankan Soeharto Mundur

Prabowo mengaku harus memilih antara keluarga atau membela kesetian pada NKRI

Rep: Ali Mansur/ Red: Esthi Maharani
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengaku pernah menyarankan Presiden Soeharto untuk mundur sebagai presiden.

"Saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri," tegas Prabowo saat menghadiri Undangan Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni dan Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).

Prabowo mengaku saran itu disampaikan bukan karena benci terhadap kepemimpinan Soeharto tapi karena dirinya sayang kepada mertuanya tersebut. Bahkan dia harus memilih antara keluarga atau membela kesetian kepada Negara Republik Kesatuan Indonesia (NKRI).

"Saat itu saya harus mengambil keputusan, apakah membela keluarga atau membela kesetiaan yang lebih tinggi dari sekedar kekeluargaan yaitu setia pada bangsa dan rakyat Indonesia," ujarnya.

Apalagi, kata Prabowo, bangsa Indonesia harus berani mengkoreksi diri untuk memperbaiki kondisi yang dinilainya sudah sakit sejak lama. Ketika itu, Prabowo menilai, akan lebih baik kalau bangsa kemudian dipimpin oleh orang yang lebih muda. Sementara Soeharto sendiri sudah memimpin puluhan tahun sejak lengsernya orde lama.

"Sudah saatnya orangtua kita istirahat, daripada duduk di depan mengemudikan kendaraan, ibaratnya begitu. Lebih baik serahkan kepada yang lebih muda yang bisa menghadapi kondisi pada saat itu," ucap Prabowo.

Ketika itu Prabowo menikahi anak ke-4 Presiden Soeharto yaitu Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Saat ini Titiek Soeharto bergabung bersama Partai Berkarya mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement