Sabtu 06 Apr 2019 00:02 WIB

Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih Besar, 25 Persen

Prabowo yakin dengan selisih kemenangan besar upaya kecurangan dapat teratasi.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon presiden (capres) Prabowo Subianto meminta para pendukung dan relawannya memenangkan Pilpres 2019 dengan selisih angka yang tinggi. Tak tanggung-tanggung, capres nomor urut 02 tersebut meminta para relawan pendukungnya mampu mengalahkan pejawat capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dengan selisih angka 25 persen.

Ambisi tersebut, terucap saat ia menerima deklarasi dukungan dari Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi, Alumni, dan Aktivis Kampus (Gerak) Indonesia. "Kita harus menang dengan angka yang sangat besar. Di atas 25 persen," kata Prabowo di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/4).

Baca Juga

Prabowo menyampaikan alasan keinginannya untuk kemenangan besar dalam pilpres kali ini. Sebab kata dia, dengan kemenangan besar, upaya pasangan capres yang lain melakukan kecurangan dengan mencuri suara, dapat teratasi.

“Kenapa (selisih) 25 persen, karena akan dicuri sekian belas persen,” sambung Prabowo.

Prabowo tak menerangkan tuduhannya terkait pencurian suara. Tetapi, sebelum meminta kemenangan besar tersebut, ia menerangkan tentang kampanye terbuka yang ia jalani selama ini.

Sejak 24 Maret, Prabowo singgah di banyak kota di provinsi-provinsi Indonesia. Sudah tercatat lebih dari 12 kota yang ia datangani selama kampanye terbuka. Ia melihat antusiasme rakyat yang rela mendatangi lokasi orasi politik darinya tanpa diberi imbalan sepeser pun.

Lantaran keterbatasan dana menuju Pilpres 2019, Prabowo mengaku tak bisa membiayai atribut-atribut kampanye di daerah-daerah. Akan tetapi, selama kampanye terbuka, ia melihat peran para relawan dan pendukung yang membantu.

Relawan dan pendukung banyak memberikan sumbangan. Bahkan kata dia, masyarakat dari kelompok ekonomi sulit, ikut menyumbangkan sebagian penghasilan demi pemenangan Prabowo.

Namun, dalam banyak kasus, ia menolak mengambil utuh sumbungan dari rakyat kecil tersebut. Meskipun, ia tak bisa melarang pengorbanan para pendukungnya, berkreasi dalam membuat atribut-atribut kemenangan dengan cara mandiri.

"Saya melihat emak-emak, pakai kain karung bikin spanduk untuk saya. Melihat mereka (relawan) membikin kaos-kaos untuk kampanye,” ujar Prabowo.

Fakta itu, menurut dia, tak lain dari keinginan masyarakat yang menghendaki dirinya menang dalam Pilpres 2019. “Orang-orang kecil membantu saya. Saya bangga menerima bantuan dari mereka,” sambung dia.

Karena selama tahun politik merasa dibantu rakyat, Prabowo mengatakan, dirinya tak risau jika indikasi kecurangan hasil Pilpres 2019 bakal terungkap dengan sendirinya. Pun ia percaya, rakyat sendiri yang bakal mengawal sukses pesta demokrasi kali ini.

"Saya percaya kekuatan rakyat akan mengatasi manipulasi dalam pemilu," ujar Prabowo.

Namun, menengok selisih angka kemenangan 25 persen yang diinginkan Prabowo, memang sebetulnya tampak ambisius. Apalagi melihat lawan yang sama pada Pilpres 2014 lalu.

Pemilihan presiden lima tahun lalu, Prabowo yang saat itu berpasangan dengan cawapres Hatta Rajasa juga menghadapi Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla. Hasilnya, Prabowo kandas dengan hasil 53,1 persen berbanding 46,8 persen.

Pada pilpres kali ini, Prabowo berpasangan dengan pengusaha muda Sandiga Salahudin Uno. Sementara, Jokowi berpasangan dengan ulama senior KH Maruf Amin.

Sejumlah hasil dari lembaga survei politik selama ini, belum ada yang memberikan angka kemenangan terhadap pasangan  Prabowo-Sandi. Pasangan nomor urut 02 tersebut, pun diraksir berada di angka elektabilitas sekitar 35 persen. Namun begitu, angka prediksi kemenangan Jokowi-Maruf, sebagai paslon pejawat berada di angka menurun ketimbang lima tahun lalu, yakni sekitar 49 sampai 53 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement