Jumat 05 Apr 2019 09:30 WIB

Beredar Video Amplop, BPN Nilai Luhut tak Etis

Bawaslu masih menyelidiki kasus video pemberian amplop oleh Luhut ke kiai.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/3).
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar video Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan amplop kepada Kiai Zubair Muntasor di Madura. Belum ada konfirmasi resmi dari Luhut ihwal pemberian amplop tersebtu. Bawaslu juga belum memanggil Luhut.

Anggota Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, sangat menyayangkan sikap Luhut tersebut. Menurutnya sikap Luhut dan mendidik dan dilarang oleh Undang-Undang Pemilu.

Baca Juga

"Ini tidak mendidik, Bawaslu harus berani menindak Pak Luhut. Jelas menyuruh orang mendukung salah satu paslon dengan memberikan uang itu money politics," kata Andre saat dikonfirmasi, Jumat (5/4).

Selain itu, kata Andre, apa yang dilakukan Luhut itu kurang etis karena di depan orang banyak. Pasalnya, seorang kiai atau ulama dimuliakan bukan disuruh untuk memilih paslon tertentu. "Jelas menurut saya para ulama dan para kiai itu kita harus hormati," tutup Andre.

 

Andre berharap Bawaslu menunjukkan netralitasnya. Andre percaya Bawaslu terdiri dari orang-orang kredibel yang berani dan netral.

Sebelumnya Anggota Bawaslu, Mochamad Afifuddin menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait video viral pemberian amplop yang dilakukan oleh Luhut tersebut.

Jadi Bawaslu belum memutuskan apakah ada pelanggaran-pelangaran yang berkaitan dengan kampanye untuk pemilu pada kunjungan Luhut ke pesantren milik Kiai Zubair itu. “Lagi ditangani Bawaslu Jatim,” kata Afifuddin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement