Jumat 05 Apr 2019 00:24 WIB

Danau Toba Butuh Pengakuan UNESCO

Danau Toba lebih memiliki daya tawar dan lebih dikenal sebagai wisata kelas dunia.

Rep: Dedy Darmawan/ Red: Agung Sasongko
Danau Toba
Foto: Republika/Subroto
Danau Toba

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Pariwsata, Arief Yahya menekankan pentingnya destinasi wisata Danau Toba untuk mendapatkan predikat dari UNESCO sebagai Global Geopark. Hal itu agar Danau Toba lebih memiliki daya tawar dan lebih dikenal sebagai kawasan wisata kelas dunia.

Hal itu disampaikan Arief Yahya saat meresmikan The Kaldera Toba Nomadic Escape di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Kamis (4/4). Arief mengatakan, menjadikan Danau Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG) akan lebih memberikan prospek ke depan bagi Danau Toba.

Baca Juga

“UGG Danau Toba sudah dilakukan assessment dan akan diumumkan April 2019. Setelah meraih predikat internasional, tentu akan mudah menjual danau vulkanik ini ke dunia,” kata Arief Yahya.

Lebih lanjut, menurut Arief, akses menuju Danau Toba juga tak lagi sulit. Saat ini, telah tersedia Bandara Silangit yang sudah menjadi bandara kelas Internasional. Keberadaan Silangit akan mempermudah wisatawan mancanegara untuk datang. 

“Lokasi Danau Toba ini mudah dipasarkan karena berdekatan dengan negara tetangga,” katanya.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah mendirikan The Kaldera Toba Nomadic Escape sebagai salah satu amenitas dan daya tarik baru yang ada di sekitar danau vulkanik tersebut dalam bentuk akomodasi nomadik.

Selain memiliki atraksi dan amenitas penunjang pariwisata di Danau Toba, The Kaldera memiliki keunggulan lain yang berkelas dunia sehingga bisa dinikmati bagi wisatawan baik nusantara atau mancanegara yang datang.

“Kita harus memikirkan konsep khusus untuk Danau Toba. Bila di Nusa Dua itu berkonsep MICE, Mandalika lebih sport tourism kelas dunia, maka di Toba harus memberikan amenitas dan atraksi yang berkelas dunia,” ujarnya.

Kepala Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo, mengatakan, persiapan untuk memperkenalkan The Kaldera kepada publik dilakukan hanya dalam dua bulan.

“Semua dikerjakan dengan tanpa henti. Karena memang kami ingin mendapatkan hasil maksimal dari The Kaldera ini. Kami juga melibatkan masyarakat setempat agar sama-sama merasakan hasilnya,” ujarnya.

Arie menambahkan, keunggulan lain The Kaldera adalah posisinya yang berada di atas ketinggian yakni sekitar 1390 mdpl. Dengan posisinya, yang ditawarkan The Kaldera adalah view Danau Toba yang sangat eksotis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement