Kamis 04 Apr 2019 15:52 WIB

Survei Charta Politika Sebut Elektabilitas PPP Paling Turun

Turunnya elektabilitas PPP karena OTT Romi beberapa waktu lalu.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia bertajuk Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia bertajuk Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Rilis survei nasional Charta Politika Indonesia terbaru menyebut sebagian besar partai politik memiliki tren naik dan cenderung stagnan menjelang pemilu legislatif (pileg) 2019. Namun, hanya PPP yang mengalami tren menurun di beberapa survei terakhir, yakni dari 6,5 persen, lalu 4,3 persen, 3,6 persen, dan kini tinggal 2,4 persen.

Direktur Riset Charta Politika, Muslimin, menyebut, PPP terus mengalami penurunan dipengaruhi tertangkapnya Ketua Umum PPP Romahurmuziy oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Juga

"Nah, ada partai lama yang relatif turun, yaitu PPP. PPP kalau dilihat angkanya dari 4,3, kemudian 3,6, kemudian 2,4 persen. Ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya terkena OTT," ujar Muslimin dalam Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia, di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).

Menurut Muslimin, hal itu karena survei dilakukan saat rentang Romahurmuziy tersangkut kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kementerian Agama. Muslimin menilai hal itu membuat partai berlambang Ka'bah itu terguncang.

"Harus diakui PPP mengalami guncangan politik terutama ketika ketumnya kena OTT KPK. Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT," kata Muslimin.

Dengan angka tersebut, PPP bersama delapan partai politik lain yang berada di bawah ambang batas parlemen empat persen. Parpol itu antara lain PAN dengan 3,3 persen, PSI 2,2 persen Perindo 2,0 persen.

Lalu, berurutan di bawahnya yakni Hanura 1 persen, PBB 0,5 persen, PKPI 0,2 persen, Partai Garuda 0,2 persen, dan Partai Berkarya 0,1 persen. Sementara, posisi pertama parpol peringkat diduduki oleh PDIP dengan 25,3 persen, disusul Partai Gerindra di posisi kedua dengan 16,2 persen, lalu Golkar dengan 11,3 persen, disusul PKB di posisi keempat dengan 8,5 persen.

Selanjutnya ada Partai Demokrat dan Partai Nasdem yang memperebutkan posisi kelima dengan perolehan suara sama, yakni masing-masing 5,2 persen, baru kemudian PKS di posisi ketujuh dengan 5 persen.

Namun, Muslimin menilai PAN, PPP, PSI, dan Perindo masih berpeluang lolos ke parlemen, mengingat masih ada angka swing voter dengan 11,7 persen dan margin of error survei sebesar 2,19 persen.

"PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo ini masih punya peluang dengan margin of error dan juga swing voters 11,7 persen," ujarnya.

Sementara, partai yang di bawah 2 persen terancam tak lolos, di antaranya Partai Hanura, PBB, PKPI, Garuda, Berkarya di bawah 2 persen.

Survei nasional Charta Politika Indonesia dilakukan pada rentang 19-25 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Survei menggunakan 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi dengan menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement