Rabu 03 Apr 2019 10:23 WIB

Gunung Merapi Meluncurkan Guguran Lava Pijar ke Kali Gendol

BPPTKG juga mencatat 13 kali gempa guguran Gunung Merapi dengan amplitudo 2-60 mm

Gunung Merapi. Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Gunung Merapi. Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar ke arah hulu Kali Gendol pada pagi ini, Rabu (3/4). Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui pernyataan resminya menyebutkan guguran lava dengan jarak luncur maksimum 900 meter itu terpantau melalui CCTV pada periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB.

Selain guguran lava, pada periode pengamatan itu BPPTKG juga mencatat 13 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 hingga 60 mm selama 17.88 hingga 90.48 detik, dan 2 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 2 hingga 4 mm selama 5.36 hingga 9.64 detik.

Baca Juga

Pada periode itu, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.

Cuaca di gunung itu cerah berawan dengan angin bertiup lemah ke arah timur laut dan tenggara. Suhu udara 14 hingga 19.8 derajat celcius, kelembaban udara 70 hingga 96 persen, dan tekanan udara 628.6 hingga 709.2 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement