REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Figur Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi Widodo-Maruf Amin di Jawa Barat. Survei Rectoverso Institute bekerja sama dengan Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) Jabar menyatakan dukungan Emil kepada pasangan capres nomor urut 01 turut mempengaruhi kenaikan elektabilitas.
“Faktor endorsment tokoh yang sekarang sangat kelihatan adalah Gubernur Ridwan Kamil. Setelah kita cek, ternyata tingkat endorsement hampir 25 persen dari pemilih, ini sangat signifikan,” kata peneliti Rectoverso Institute Romdin Azha kepada wartawan di Kota Bandung, Senin (1/4).
Romdin menjelaskan, tren elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menunjukkan peningkatan satu terakhir. Pada Mei dan Juni 2018, Jabar masih menjadi lumbung suara Prabowo Subianto.
Namun, elektabilitas tersebut meningkat mencapai 48,96 persen. Berdasarkan survei yang dilakuakn pada 15-25 Maret lalu terhadap 7.500 responden di Jabar, Jokowi-Ma'ruf unggul 2,15 persen dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang meraih elektabilitas 46,81 persen.
Romdin mengatakan, pemilih yang digaet Ridwan Kamil pada Pilgub 2018 di Jabar melengkapi pemilih dari pasangan nomor urut 01. Romdin menjelaskan, ada kencenderungan perbedaan pemilih antara Ridwan Kamil di Pilgub 2019 dan Jokowi-Maruf.
“Pak Jokowi cenderungnya pemilihnya pendapatannya di bawah, pendidikan di bawah dan rendah. Sedangkan pemilih Emil, cenderungnya menengah atas, milenial, tingkat pendidikannya tinggi. Jadi ketika pak Ridwan Kamil mendukung pak Jokowi, pemilih itu melengkapi,” katanya.
Alasan lainnya, ia mengatakan, karena kinerja petahana dinilai sangat bagus, yakni 72 persen. "Jadi, 72 persen masyarakat Jawa Barat menganggap petahana ini baik dalam kinerjanya,” ujar Romdin
Pada kesempatan ini, Rectoverso merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres RI nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat. “Kecenderungannya memang imbang tapi di sini pasangan 01 lebih unggul sedikit,” katanya.
Sekretaris Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandiaga Jawa Barat, Haru Suandharu, hasil survei tersebut dijadikan pemacu agar bekerja lebih keras. Namun, ia menambahkan, hasil tersebut ada perbedaan dengan hasil survei internal yang dilakukan oleh pihaknya.
“Kalau di internal selisihnya 13 persen antara pak Jokowi dan pak Prabowo tapi di sini selisihnya tipis sekitar 2,5 persen untuk pak Jokowi. Kalau di survei internal kita, 13 persen untuk (kemenangan) Pak Prabowo. Tidak apa-apa, tinggal didiskusikan saja di tim pemenangan provinsi,” kata Haru.
Pada sisa 16 hari menjelang pencoblosan, menurut Haru, BPN akan bekerja keras untuk memenangkan pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat. Salah satunya, mengantisipasi praktik money politic yang disinyalir olehnya bakal terjadi di masa tenang.
“Kami meminta kepada saksi dan relawan pada hari tenang melakukan jaga lembur. Kalau ada pelaku money politic, langsung di OTT. Jangan cuma kpk saja OTT, tetapi relawan juga OTT mengantisipasi money politic,” katanya.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Budiana merasa bersyukur. Sebab, hasil survei tersebut artinya masyarakat Jabar mengapresiasi kinerja Jokowi sebagai presiden.
“Kita akan berupaya untuk mempertahankan itu. DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Harus berpikir dan berjuang keras di hari-hari yang tinggal 16 hari lagi menjelang hari H pencoblosan,” katanya.