Selasa 02 Apr 2019 07:37 WIB

Pedagang Khawatir dengan Program Makanan Gratis

Hari pertama program makanan gratis belum berdampak pada penjualan pedagang.

Rep: Agata Eta/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) membeli jajanan harum manis (gulali kapas) di pekarangan sekolah mereka.
Foto: Iggoy el Fitra/Antara
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) membeli jajanan harum manis (gulali kapas) di pekarangan sekolah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- "Pemberian makanan tambahan, hari ini, resmi dibuka!" demikian seruan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Ratiyono saat membuka peluncuran Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Johar Baru 01 Pagi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/4) pagi.

Sebanyak 10 siswa selaku perwakilan siswa pun kemudian maju dan menerima pemberian paket makanan tambahan di hadapan seluruh murid SDN Johar Baru 01 Pagi. Program pemberian makanan tambahan bagi siswa-siswi SD ini dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2019  tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah pada Satuan Pendidikan.

Program ini telah dilaksanakan sejak akhir Maret dan direncanakan akan terus dilakukan hingga Desember tahun ini. Pemberian makanan ini berupa kudapan yang diberikan tiap Senin hingga Jumat.

Menu yang diberikan pun bervariasi dengan total jumlah menu ada 29 variasi. Tiap harinya para siswa mendapatkan jatah makanan sehari sekali yang dapat diberikan pada pagi hari sebelum masuk sekolah atau saat istirahat siang.

Seperti pagi itu, anak-anak di SDN Johor Baru 01 Pagi mendapatkan masing-masing satu kotak susu UHT dan satu butir telur rebus. Sementara, untuk PMTAS, makanan yang diberikan setiap harinya berbeda, tapi selalu berupa susu UHT dan kudapan ringan, seperti lemper, kue lumpur, piza ayam sayur, dan lainnya. Untuk penyediaan makanannya, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 10.890 per hari untuk setiap anak.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Pusat Subaedah yang turut hadir dalam peluncuran penyediaan makanan tambahan di SDN Johar Baru 01 Pagi mengatakan, pemberian makanan itu diharapkan dapat melatih anak untuk lebih disiplin. "Dengan pemberian makanan ini diharapkan dapat melatih anak untuk hidup lebih sehat dan bersih," kata Subaedah.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono mengatakan bahwa program ini bertujuan membantu memenuhi kecukupan gizi anak sekaligus meningkatkan ketahanan fisik mereka. Program tersebut sebenarnya menyasar sekolah-sekolah yang anak-anaknya berasal dari orang tua yang terbatas dalam memenuhi gizi anak.

Meski telah tersedia makanan tambahan, tak lantas menghindarkan siswa-siswi untuk tidak membeli makanan di luar sekolah. Seperti terlihat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pejaten Timur 01 Pagi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Pada jam istirahat sekitar pukul 09.30 WIB, anak-anak masih terlihat jajan di luar area sekolah mereka. Meski demikian, terbersit sedikit kekhawatiran akan nasib pedagang jajanan yang biasa berjualan di area sekolah-sekolah akan pendapatan mereka.

Salah seorang pedagang makanan di dekat SDN Pejaten Timur 01 Pagi, Asep, pagi itu masih sibuk melayani pesanan anak-anak. Mereka mengerumuni Asep sambil menanti jajanan mereka matang. Sebagian dari anak-anak itu tampak memegang uang pecahan lima ribuan. Mata mereka penuh harap menunggu Asep menggoreng pesanan mereka.

Menurutnya, ia tidak tahu soal adanya pemberian makanan tambahan secara gratis di sekolah-sekolah. Ia menuturkan, sejak Senin (1/4) pagi, dagangannya sudah diserbu oleh para siswa.

Asep menuturkan, belum bisa memperkirakan turun atau tidaknya omzet sebagai imbas dari penyediaan makanan gratis. “Saya hanya berharap adanya makanan gratis itu enggak bikin pendapatan saya menurun,” kata Asep.

Sementara itu, Jajang yang juga adalah pedagang cilok di dekat SDN Pejaten Timur 01 mengatakan, pembeli dagangannya masih ramai seperti biasa. Menurutnya, para siswa baru ramai menyerbu dagangannya pada jam pulang sekolah.

Senada dengan Asep, ia juga mengharapkan PMTAS tidak menurunkan omzet yang menjadi sumber penghidupannya. "Ya, jangan sampai ya. Anak-anak kan pelanggan saya, nanti dapat duitnya gimana dong," kata Jajang.

Pemerintah sendiri melakukan pemberian makanan tambahan ini di wilayah Jakarta Utara sebanyak 54 unit sekolah, di Jakarta Selatan sebanyak 71 sekolah, dan di Jakarta Timur sebanyak 61 unit. Sementara, paling banyak di wilayah Jakarta Barat meliputi 134 unit sekolah dasar dan paling sedikit di Jakarta Utara yang mencapai 52 unit sekolah dasar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement