Senin 01 Apr 2019 13:36 WIB

Ilham Habibie: Pak Habibie Masih Berobat di Jerman

Saat ini, aktivitas Habibie mulai berkurang dan lebih banyak berada di rumah.

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ravik Karsidi memberikan penghargaan UNS Award Parasamya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa kepada Presiden ketiga RI BJ Habibie yang diterima oleh Ilham Akbar Habibie, di Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 UNS di Auditorium UNS, Solo, Senin (11/3).
Foto: Dok Humas UNS
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ravik Karsidi memberikan penghargaan UNS Award Parasamya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa kepada Presiden ketiga RI BJ Habibie yang diterima oleh Ilham Akbar Habibie, di Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 UNS di Auditorium UNS, Solo, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Putra Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie, Ilham Habibie, memastikan ayahanda masih menjalani pengobatan di Jerman. Karena itu, Habibie belum bisa pulang ke Indonesia.

"Pak Habibie sekarang di Jerman. Kesehatannya, ya, begitu-begitulah. Memang lagi berobat, belum bisa pulang," katanya usai mewakili ayahanda menerima Anugerah UNS Award Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (11/3).

Baca Juga

Ia mengatakan saat ini aktivitas ayahanda juga mulai berkurang dan lebih banyak beraktivitas di rumah. Menurut dia, BJ Habibie berada di Jerman sejak Oktober 2018 dan rencananya akan pulang pada April tahun ini.

Mengenai penghargaan dari UNS tersebut, dia mengatakan, merupakan sebuah kehormatan bagi sang ayah. "Insyaallah apa yang disumbangkan oleh bapak akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sehingga kita bisa meningkatkan dan memaksimalkan kesejahteraan Indonesia," kata dia.

Pada sambutannya, Ilham juga mengajak masyarakat untuk mereaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, Pancasila dapat dijadikan acuan bagi Bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.

"Reformasi dan demokratisasi di segala bidang akan menemukan arah yang tepat manakala kita menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh toleransi di tengah keberagaman bangsa yang majemuk ini," katanya.

Ia mengatakan saat infrastruktur demokrasi terus dikonsolidasikan, sikap intoleransi dan kecenderungan mempergunakan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan. Apalagi, mengatasnamakan agama menjadi kontraproduktif bagi perjalanan bangsa yang multikultural ini.

"Demokrasi hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politik atas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warga negara serta pelecehan terhadap supremasi hukum," katanya.

Ia mengatakan dalam perspektif itulah Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan Indonesia yang majemuk.

Sementara itu, pada acara tersebut Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan BJ Habibie dipandang pantas untuk memperoleh penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa. Habibie telah berjasa besar dan sebagai pelopor yang luar biasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement