Ahad 31 Mar 2019 20:26 WIB

Jokowi Dinilai Lebih Paham TNI Dibanding Prabowo

Ketua Tim Cakra 19 Andi Widjajanto menilai Jokowi lebih memahami TNI.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Cakra 19 Andi Widjajanto menilai calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) lebih memahami TNI daripada capres Prabowo Subianto. Dia mengatakan, hal ini terlihat dari penjelasan rinci Jokowi terkait gelar baru TNI  yang meliputi Kogab, Divisi 3, Koops AU 3 dan Armada 3.

 

"Jokowi juga memahami gelar satuan terpadu TNI di Natuna, Morotai, Saumlaki, dan Biak hingga paradigma investasi pertahanan yang mengubah belanja militer untuk embelian senjata menjadi alokasi anggaran guna membangun industri pertahanan," kata Andi dalam keteranhan tertulis di Jakarta, Ahad (31/3).

 

Sebagai mantan perwira yang lama bertugas di Kopassandha, Andi mengatakan, hal itu menunjukkan Jokowi memiliki visi dan komitmen untuk menguatkan TNI untuk menghadapi perang teknologi dan siber di masa depan. Sementara, dia melanjutkan, Prabowo cenderung tidak percaya teknologi.

 

Andi menilai, mantan danjen Kopassus juga tidak memahami intelijen strategis. Dia menjelaskan, intelijen strategis merumuskan Perkiraan Keadaan (Kirka) dan membuat beberapa skenario ke depan yang dijadikan salah satu pertimbangan untuk membuat kebijakan oleh presiden. 

 

Dia mengungkapkan, Kirka ditulis di beberapa produk strategis Kemhan dan TNI seperti Analisa Lingkungan Strategis yang dikeluarkan oleh Kemhan dan dibahas secara rutin di Rakor Intel di Kemhan dan TNI yang dilakukan setiap awal tahun utk membantu perumusan kebijakan di tahun itu.

 

"Sebagai mantan perwira yang lama bertugas di Kopassandha, aneh banget kalau Prabowo tidak paham fungsi intelijen strategis," katanya.

 

Lebih jauh, dia mengatakan, Jokowi juga lebih percaya TNI daripada Prabowo. Dia berpendapat, pernyataan Ketua Umum Gerindra yang menyebut para perwira cenderung ABS mencitrakan seolah TNI bekerja tanpa didasari etos kerja dan evaluasi kinerja yang terukur. 

 

Andi juga menilai, Prabowo arogan dan megalomania atau lebih TNI dari TNI. Dia mengatakan, karir militer Prabowo yang melesat tidak normal karena bagian dari keluarga Cendana tampaknya membuat Prabowo merasa dirinya lebih penting dari organisasi TNI.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement