REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi kritik yang dilontarkan oleh capres 02 Prabowo Subianto. Dalam kampanyenya, Prabowo sempat menyinggung bahwa pertumbuhan ekonomi pada era kepemimpinan Jokowi tidak dirasakan secara luas oleh rakyat.
Jokowi mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih menorehkan kinerja positif dibanding negara lain, yang justru merosot tajam akibat dinamikan ekonomi global. "Di lingkungan negara G20 kita nomor tiga di dunia lho. Bandingkan dengan negara-negara, yang apple to apple. Semuanya turun tapi kita masih bisa bertahan dan naik sedikit demi sedikit. Saya kira itulah yang kita kerjakan," jelas Jokowi ditemui wartawan usai santap siang di Jalan Sabang, Sabtu (30/3).
Berdasarkan catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang berada di peringkat ketiga di antara negara-negara anggota G20. Indonesia, pada 2018, tumbuh di angka 5,17 persen. Sementara India dan Cina masing-masing tumbuh di angka 7,3 persen dan 6,6 persen.
Sebelumnya, pada hari keenam kampanye terbuka menuju pilpres 2019, pada Jumat (29/3), Prabowo mulai mengkritik dengan keras kinerja pemerintah saat ini, terutama dalam masalah pengelolaan ekonomi negara selama lima tahun belakangan. Prabowo tak percaya dengan pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintahan.
Prabowo menyebut klaim pertumbuhan ekonomi selama ini sebagai kebohongan. Dari janji pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen, namun, diklaim realisasinya mandek di angka 5 persen.
“Lima persen ndasmu,” kata Prabowo di kompleks Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat (29/3).
Pernyataan Prabowo tersebut kontan disambut tawa puluhan ribu para pendukungnya. Ia mempertanyakan kepada para pendukungnya, apakah ada yang namanya pertumbuhan ekonomi.
“Apa kau semua merasakan adanya pertumbuhan? Yang tumbuh apa? Yang naik apa?” tanya Prabowo.