REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan merevitalisasi Taman Margasatwa Ragunan (TMR) pada 2020 mendatang. Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, revitalisasi dilakukan untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang sudah lama tidak diperbarui.
"Karena Ragunan itu sudah puluhan tahun enggak pernah direvitalisasi. Artinya, sekarang kita lakukan revitalisasi untuk menambah sarana-prasarana di sana," kata Suzi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (28/3).
Kendati revitalisasi akan dimulai tahun depan, pengelola Taman Margasatwa Ragunan di bawah Dinas Kehutanan DKI Jakarta menyelenggarakan sayembara desain kawasan. Sayembara terbuka untuk umum bagi masyarakat. Mengenai anggaran, kata Suzi, akan diajukan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2020. Anggaran akan disesuaikan dengan hasil desain dari sayembara itu.
"Anggaran sudah diajukan, diusulkan, masuknya ke APBD 2020. Sayembaranya sekarang belum kelar. Jadi, dilihat dulu desainnya. Kalau sudah, langsung kita ajukan di 2020," kata Suzi.
Sementara itu, untuk hadiah sayembara, Dinas Kehutanan akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar. Perinciannya adalah pemenang pertama akan mendapatkan uang tunai Rp 500 juta, pemenang kedua Rp 300 juta, dan pemenang ketiga Rp 200 juta.
Sayembara desain kawasan Taman Margasatwa Ragunan sudah diumumkan di akun resmi media sosial Instagram @ragunanzoo. Mengenai informasi lebih lanjut, masyarakat bisa mengakses situs resmi di ragunanzoo.jakarta.go.id.
Dikutip dari situs resminya, sayembara tersebut merupakan sayembara desain untuk menghimpun ide, gagasan, dan konsep rancangan dalam melaksanakan desain kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Desain atau rancangan tersebut secara umum mempertimbangkan sejarah, filosofi, kondisi eksisting, dan pengembangan yang sudah dilakukan.
TMR ingin mewujudkan Ragunan menjadi kebun binatang yang sejajar dengan taman margasatwa di kota-kota besar negara maju. Satwa-satwa yang sejahtera mengacu pada prinsip kesejahteraan satwa.
Peserta harus memberikan kajian khusus dalam menentukan tema rancangan penataan kawasan melalui studi lapangan ataupun literatur. Aspek sejarah perjalanan Taman Margasatwa Ragunan juga harus dimasukkan.
Desain juga harus mencakup penempatan satwa dan pengelolaan yang berpedoman kepada prinsip biosafety dan biosecurity serta memenuhi aspek kesejahteraan satwa. Karena itu, desainnya juga sesuai untuk konservasi, perilaku, dan ekosistem lingkungan hidup satwa serta fasilitas pendukung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Edy Junaedi mengatakan, Taman Margasatwa Ragunan menjadi destinasi wisata yang paling diminati warga Jakarta. Ia menyebut, Ragunan berada di peringkat ketiga dari 16 tempat wisata yang dikelola Pemprov DKI.
Karena itu, perlu ada revitalisasi kawasan agar lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Berbagai fasilitas akan ditingkatkan untuk mengakomodasi semua kebutuhan pengunjung serta hewan-hewan yang ada di Ragunan.
"Memang sudah saatnya direvitalisasi sehingga nanti kunjungan ke sana lebih banyak lagi," kata Edy.
Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Widodo, mengatakan, Ragunan belum memiliki masterplan atau desain induk mengenai kawasan tersebut. Menurut dia, adamua desain sayembara kawasan tersebut menjadikan revitalisasi pertama secara keseluruhan memiliki masterplan.
"Sebenarnya kan kita belum punya masterplan-nya Paling ada juga kan perbaikan, penataan-penataan tahunan, penambahan-penambahan fasilitas yang sifatnya insidental," kata Widodo saat dihubungi Republika.
Ia menjelaskan, revitalisasi nanti akan mencakup keseluruhan tak hanya bagian dalam tetapi juga kawasan di sekitar TMR. Untuk itu, Widodo mengatakan akan memanfaatkan aset-aset pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung kawasan Ragunan. Menurut dia, TMR menjadi tempat konservasi flora dan fauna, pendidikan, penelitian, serta rekreasi.
"Masalah di parkir, arus lalu lintasnya, nah ini tujuannya untuk menjadikan pola kelembagaan yang lebih modern," kata Widodo.